TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Agus Hermanto mengatakan partainya tidak akan alpa mengarahkan kadernya untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu. Partai Demokrat memutuskan tidak mengusung calon presiden maupun wakil presiden. "Arahan memilih calon tertentu akan diberikan sebelum jadwal kampanye terbuka," kata Agus ketika ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 20 Mei 2014.
Agus mengatakan, sambil menunggu ada kepastian, partainya melarang kader mengikuti kampanye calon presiden dan wakil presiden. Komisi Pemilihan Umum membuat jadwal tentang masa kampanye calon presiden pada 13 Juni sampai 4 Juli 2014. (Baca juga: Jero: Demokrat Tertarik Dukung Prabowo-Hatta)
Terkait dengan pertemuan antara Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan calon presiden Prabowo Subianto, Senin malam kemarin, 19 Mei 2014, Agus mengatakan belum mengetahui hasilnya. Dia tak ingin ada dugaan terkait dengan dukungan yang akan diberikan Demokrat nanti. "Saya tak mau katanya, katanya, lebih menunggu keputusan resmi," kata Ketua Pengurus Pusat Partai Demokrat ini. (Baca juga: Kubu Prabowo-Hatta: Demokrat Segera Bergabung)
Calon presiden dan wakil presiden yang diusung gerbong koalisi Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, menemui Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin malam, 19 Mei 2014. Pertemuan berlangsung sekitar satu jam sejak pukul 20.00 WIB. Selain Prabowo-Hatta dan SBY, pertemuan dihadiri sejumlah petinggi Demokrat. Antara lain Ketua Harian Sjarifuddin Hasan, Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono, Sekretaris Majelis Tinggi Jero Wacik, Ketua Dewan Kehormatan Amir Syamsuddin, dan Ketua Dewan Pembina E.E. Mangindaan.
Juga ada Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali dan Djan Faridz, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Syarif Tjitjip Sutardjo. PPP, PAN, dan Golkar sebelumnya telah resmi bergabung dalam gerbong koalisi Gerindra. (Baca juga: Jika ke Prabowo, Demokrat Jadi Lawan Berat Jokowi)
SUNDARI
Berita lai:
Jadi Cawapres, Ini Daftar Kebijakan Kontroversi JK
Profil Wisnu Tjandra, Bos Artha Graha yang Hilang
Inanike, Pramugari Garuda yang Salat di Pesawat
Anak Buah Hilang, Ini Kata Tomy Winata