Ini Tuntutan Petani untuk Capres Terpilih  

image-gnews
Seorang petani menunjukkan hama ulat Grandong di Desa Padasugih, Brebes, Jateng (10/3). ANTARA/Oky Lukmansyah
Seorang petani menunjukkan hama ulat Grandong di Desa Padasugih, Brebes, Jateng (10/3). ANTARA/Oky Lukmansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kedaulatan dan ketahanan pangan menjadi isu pokok yang dituntut oleh petani terhadap presiden dan wakil presiden yang baru. “Dasar tuntutan itu adalah liberalisasi pangan yang sudah berlebihan,” kata Henry Saragih, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia, pada Selasa, 20 Mei 2014.

Liberalisasi pangan yang dimaksud Henry Saragih adalah saat di mana keran impor terhadap komoditas pertanian terus meningkat tiap tahun. Indonesia, menurut data BPS tahun 2013, mengimpor sebanyak 472 ribu ton dari Vietnam, Thailand, India, Pakistan, dan Myanmar.

“Ini memprihatinkan mengingat Indonesia pernah memperoleh predikat swasembada beras,” katanya.

Henry menjelaskan volume impor beras yang tinggi mengindikasikan produktivitas yang menurun. Produktivitas ini, kata Henry, dipicu oleh penyempitan luas lahan pertanian, baik di desa maupun kota besar.

“Pemerintah terpilih harus berani untuk menegakkan reforma agraria melalui pendistribusian dan perluasan lahan bertani,” kata Henry. Tuntutan ini menjadi penting sebab selain untuk menjaga tingkat produktivitas, juga menjaga identitas Indonesia sebagai negara agraris.

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, Henry berharap pemerintah yang baru berani mengubah paradigma pertanian dari semula pertanian model kolonial yang mengandalkan ekspor-impor menjadi model ekologis yang mementingkan keberlanjutan pertanian. “Model ekologis ini penting karena membuat petani memikirkan kondisi lahannya, misalnya dengan penggunaan pupuk organik sehingga kesuburan lahannya relatif lebih lama dan produktivitasnya juga lebih meningkat,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Riyono, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia, yang meminta capres dan cawapres terpilih lebih berani mengimplementasikan program pertanian yang lebih riil dan operasional. “Jangan berhenti pada jargon kerakyatan di satu sisi, dan jargon kebangsaan di sisi lainnya. Agenda harus riil, misalnya mencetak satu juta petani entrepreneurship,” kata Riyono. Ia berharap dengan keberanian pemerintah baru untuk mengangkat bidang pertanian akan membuat sektor ini menjadi fondasi kebangkitan perekonomian nasional.

RAYMUNDUS RIKANG R.W

Berita lain:
Jadi Cawapres, Ini Daftar Kebijakan Kontroversi JK
Profil Wisnu Tjandra, Bos Artha Graha yang Hilang  
Inanike, Pramugari Garuda yang Salat di Pesawat
Anak Buah Hilang, Ini Kata Tomy Winata

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.