Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sampah di Yogya Akan Diolah Jadi Energi Terbarukan

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Tumpukan sampah di Jl. Suryowijayan, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo
Tumpukan sampah di Jl. Suryowijayan, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sampah di tempat pembuangan akhir di Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan diolah menjadi energi terbarukan. Maka, sampah yang dikirim pemerintah kabupaten dan kota di DIY ke Piyungan harus dalam kondisi dipisah. Pemisahan berupa sampah organik, sampah anorganik, serta limbah bahan beracun dan berbahaya (B3). “Kalau kabupaten dan kota tak melakukan pemisahan, akan dikenai sanksi,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ranni Syamsinarsi seusai pembukaan Konferensi Pekan Sampah untuk Energi di Hotel Melia, Purosani, Yogyakarta, pada Selasa, 20 Mei 2014.

Instruksi pemisahan jenis sampah itu sudah diatur dalam Peraturan Daerah DIY Nomor 3 Tahun 2013 tentang Sampah dan Perda Nomor 2 Tahun 2013 tentang Limbah. Aturan itu untuk menyongsong diserahkannya pengelolaan TPA Piyungan dari pemerintah daerah kepada Pemerintah Provinsi DIY. “Biar daerah peduli dengan pengelolaan sampahnya. Kalau daun bercampur dengan limbah B3, kan, berbahaya,” kata Ranni.

Pemprov DIY mengalokasikan waktu tiga tahun sejak kedua perda disahkan. Pemisahan jenis sampah itu juga untuk memudahkan pengelolaan sampah dengan menggunakan teknologi dari Swedia. Harapannya, sampah di Piyungan bisa didaur ulang dan menjadi energi terbarukan. “Teknologi pengelolaan sampah dari Swedia kami nilai lebih mendekati karakteristik sampah di Indonesia. Ini hasil studi kami ke Eropa setahun lalu,” kata Ranni.

Pengelolaan sampah di Piyungan diserahkan kepada Pemprov DIY mulai 2015. Semula, TPA Piyungan yang menampung sampah dari Yogyakarta, Sleman, dan Bantul itu dikelola tiga daerah itu. Karena gagal mengelola, bahkan terancam ditutup tahun ini, pengelolaannya diserahkan kepada Pemprov DIY.

Menurut Ranni, kendalanya adalah banyak pemulung dan sapi ternak yang memanfaatkan TPA Piyungan untuk mengais rezeki. Ada sekitar 400 pemulung dan 500 ekor sapi di sana. “Kalau teknologi pengelolaan sampahnya sudah ada, mereka kan harus pergi. Ini harus dipikirkan," kata Ranni. Kendala lain, lokasi TPA Piyungan berdekatan dengan permukiman penduduk. Ranny berharap teknologi yang akan diterapkan nanti tak mengganggu permukiman di sekitarnya.

Konferensi ini adalah bagian dari program Uni Eropa-Indonesia Trade Cooperation Facility (TCF). Duta Besar Uni Eropa Olof Skoog mengatakan Uni Eropa dapat mempertemukan perusahaan Eropa dengan sejumlah pemerintah kota di Indonesia. Nilai investasi untuk proyek itu mencapai US$ 10 juta-12 juta. “Jangan dilihat berapa jumlah investasinya, tapi lihatlah jumlah sampah sebagai energi terbarukan,” kata Skoog.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

PITO AGUSTIN RUDIANA


Berita Terpopuler:
Aburizal Terima Tawaran Menteri Utama dari Prabowo 
Merchandise Beracun Piala Dunia Ada di Indonesia 
Pengamat: Hanya Dua Poros Capres, Jokowi Untung
Chairul Tanjung Larang Pembelian Kendaraan Dinas 
Sperma Tertua di Dunia Ditemukan di Australia

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

2 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

38 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

42 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

46 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.


Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

6 Desember 2023

Kawasan Tebing Breksi, Sleman, jadi andalan destinasi wisata akhir pekan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

Puncak kunjungan wisatawan di destinasi wisata Yogyakarta setiap tahunnya terjadi pada Juni, Juli, dan Desember.