TEMPO.CO, Beijing - Cina memberlakukan larangan penggunaan perangkat Windows 8 untuk komputer di lembaga pemerintah. Tujuan penerapan larangan tersebut yakni untuk menghemat energi. Selain aturan ihwal penggunaan perangkat lunak, terdapat juga larangan menggunakan perangkat elektronik yang boros energi.
Kantor berita Xinhua melaporkan, selain terkait dengan energi, aturan pemerintah tersebut juga berhubungan dengan sistem keamanan. "Pemerintah Cina tidak bisa mengabaikan risiko dari penggunaan sistem operasi yang berjalan tanpa adanya jaminan teknis," tulis Xinhua, yang dikutip Reuters, Rabu, 21 Mei 2014.
Pemerintah Negeri Tirai Bambu ingin memastikan keamanan teknologi informasi setelah berakhirnya dukungan terhadap sistem operasi Windows XP pada April lalu. Menyusul berakhirnya era Windows XP, Windows 8 menjadi pilihan bagi warga Cina. Windows XP sebelumnya sangat populer di Cina, baik di kalangan konsumen perorangan maupun lembaga pemerintah dan perusahaan.
Lembaga riset Data Canalys menyatakan larangan tersebut sangat merugikan Microsoft. "Keputusan Cina melarang Windows 8 akan menghambat Microsoft dalam upaya mendorong penggantian sistem operasi Windows XP," ujar lembaga tersebut.
Microsoft mengaku terkejut mendengar larangan yang diberlakukan pemerintah Cina itu. "Kami telah bekerja secara proaktif dengan pusat pengadaan pemerintah Cina and lembaga pemerintah lain untuk mengevaluasi proses dan memastikan pengadaan produk kami," ujar Microsoft lewat pernyataan resminya.
Raksasa teknologi Amerika Serikat ini menyatakan akan terus melanjutkan pengembangan Windows 7 bagi konsumen pemerintah. Selanjutnya, Microsoft akan terus mengevaluasi Windows 8 bersama lembaga terkait.
Cina sudah lama menjadi pasar yang sulit bagi perusahaan yang berbasis di Washington, DC, ini. Mantan CEO Microsoft, Steve Ballmer, pernah menyatakan kepada karyawannya pada 2011 bahwa tingginya kasus pembajakan di Cina mempengaruhi pemasukan perusahaan.
REUTERS | PC WORLD | SATWIKA MOVEMENTI
Berita lain:
Aburizal Terima Tawaran Menteri Utama dari Prabowo
Merchandise Beracun Piala Dunia Ada di Indonesia
Pengamat: Hanya Dua Poros Capres, Jokowi Untung