TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Dahlan Iskan melengserkan Syahril Japarin dari kursi utama di PT Pelni (Persero). Padahal Syahril baru satu tahun menjabat sebagai direktur utama. "Orangnya baik tapi kondisi keuangan (perusahaan) tidak menggembirakan," katanya di Kementerian BUMN, 21 Mei 2014.
Ia memastikan Syahril tidak melakukan penyelewengan atau bentuk korupsi. Dahlan mengklaim pertimbangannya benar-benar karena Syahril tak 'perform' dalam kinerja keuangan perusahaan. "Penggantinya Sulistyo Wimbo Hardjito, eks Direktur komersial Kereta Api Indonesia," katanya.
Baca Juga:
Kinerja Pelni tahun lalu memang tidak mengembirakan. Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp 630 miliar. Kerugian ini disebabkan kerugian yang diakibatkan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pembengkakan utang masa lalu karena perbedaan kurs valuta asing, dan keterlambatan pembayaran Public Service Obligation (PSO). Angka ini melonjak tinggi dibanding tahun sebelumnya yang masih mencatatkan untung.
Dikonfirmasi mengenai pemecatannya Syahrial tak mau berbicara banyak. Ia buru-buru masuk mobil. "Tidak apa-apa, nanti kita bicara lagi," katanya.
Berikut ini jejak karier Syahril Japarin:
Baca Juga:
CEO Pelni
Mei 2013-Mei 2014
CEO PT Djakarta Lloyd (Persero)
Januari 2011-Mei 2013 (3 tahun 5 bulan)
CEO PT Aetra Air Jakarta
Januari 2008-Februari 2011 (3 tahun 2 bulan)
President Director PDAM Kota Pontianak
November 2004-Desember 2007 (3 tahun 2 bulan)
ANANDA PUTRI
Berita lain:
Capres Berkemeja Putih, Poppy: Tidak Fashionable
Kota Ini Tawarkan Berpingpong tanpa Busana
Darurat Militer, 10 Stasiun TV Thailand Ditutup
Mahfud Dijanjikan Jabatan Lebih Dari Menteri