TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia tampaknya kurang sepakat dengan usulan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait dengan penggunaan gas untuk kereta. Direktur Utama KAI Ignasius Jonan khawatir bila menggunakan gas sewaktu-waktu akan mengalami kebocoran.
"Karena, kan, jalur kita tak jarang melewati permukiman padat penduduk. Kalau bocor, bisa jadi masalah serius," katanya di Jakarta, Rabu, 21 Mei 2014. (Baca: PT Kereta Api Akan Uji Coba Lokomotif Bahan Bakar Gas)
Ia membandingkan dengan negara-negara Eropa yang tidak menggunakan gas untuk keretanya. Ia mengatakan langkah terbaik menghemat penggunaan BBM adalah pengurangan subsidi BBM. "Tapi secara pribadi saya belum dikomunikasikan rencana ini," katanya.
Sebelumnya Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro di Batam, pekan lalu, mengatakan, dari hasil kunjungan kerja ke Amerika Serikat, pemerintah Indonesia berencana meningkatkan pemanfaatan gas bumi untuk kereta. Kerja sama PT Kereta Api Indonesia dengan PT General Electric terkait dengan lokomotif kereta memungkinkan teknologinya menggunakan bahan bakar gas.
"Mungkin (bahan bakarnya) pencampuran gas dengan solar atau gas seluruhnya, nanti kita lihat," katanya.
Pengembangan pemanfaatan gas bumi untuk transportasi ini merupakan salah satu wujud keseriusan pemerintah melakukan konversi BBM ke bahan bakar gas demi meningkatkan ketahanan energi nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Penggunaan bahan bakar gas juga bermanfaat meningkatkan penggunaan energi bersih sehingga dapat mengurangi pencemaran udara. Efisiensi mesin kendaraan juga meningkat sehingga mesin lebih awet dan bahan bakar aman untuk digunakan. (Baca juga: Bisa Buktikan Agen Nakal? KAI Janjikan Rp 5 Juta)
ANANDA PUTRI
Berita Terpopuler
Mahfud Dijanjikan Jabatan Lebih dari Menteri
Kecewa pada PKB, Mahfud: Selesai Tugas di Partai
ITB Tak Otomatis Terima Siswa Bernilai UN Tinggi