TEMPO.CO, Bandung - Persib Bandung kembali menelan kekecewaan setelah kembali gagal menaklukkan rival sekota, Pelita Bandung Raya (PBR), dalam laga derby di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Selasa, 20 Mei 2014. Sang juru taktik Maung Bandung, Djajang Nurjaman, menyatakan kegagalan tersebut memang akibat kelemahan kubunya.
Tuan rumah Persib Bandung ditahan PBR imbang 2-2 dalam laga derby lanjutan Liga Super Indonesia putaran kedua di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Selasa petang, 20 Mei 2014. Dua gol Persib dilesakkan striker Tantan dan Ferdinan Sinaga. Sedangkan dua gol PBR dibuat gelandang Kim Jefrey dan Wildansyah.
Djanur, sapaan karib Djajang, mengatakan Firman Utina dan kawan-kawan sejatinya menguasai dua babak laga dan beroleh banyak peluang emas saat bertubi-tubi menggedor jantung perlawanan PBR.
"Tapi tidak bisa menjadi gol karena ketika mendapat peluang di boks penalti lawan, pemain kami selalu kurang tenang. Jadi ada faktor mental," ujarnya seusai laga di Stadion Si Jalak, Selasa, 20 Mei 2014.
Djanur menambahkan, para pemain lawan acap melakukan provokasi untuk memperlambat tempo permainan dengan sering jatuh dan memperagakan permainan keras yang berbuah hukuman tendangan bebas dari wasit. Akibatnya, kata dia, permainan anak-anak Persib terganggu.
"Itu memang taktik mereka. Tapi, di samping itu, kelemahan kami kurang pinter memanfaatkan peluang (bikin gol)," katanya. "Hasilnya, kami cuma mendapat poin satu dari hasil seri. Ini kurang memuaskan. Saya kecewa dengan hasil ini dengan begitu banyaknya peluang kami mencetak gol."
Ungkapan kecewa juga datang dari Manajer Persib Umuh Muhtar. Persib, kata dia, mestinya menang dan tak pantas bermain imbang. Apalagi sebelumnya Maung Bandung mampu menahan imbang Ajax Amsterdam 1-1 dalam laga persahabatan. "Saya jadi tidak bangga lagi dengan hasil lawan Ajax. Memang harusnya yang penting itu menang di kompetisi Liga Super. Tapi, ya itulah sepak bola," ujarnya.
Sebaliknya, pelatih PBR, Sejan Antonic, tampak sumringah. Anak-anak asuhannya kembali berhasil mementahkan kerja keras anak-anak Persib. Namun ia tetap mengucapkan selamat buat kedua tim yang berhasil menempuh laga derby yang terbilang panas dengan cukup baik. "Tapi inilah sepak bola. Hari ini menang, besok mungkin kami kalah," ucapnya.
Dejan mengakui, sepanjang dua babak, laga berlangsung panas dan memicu emosi pemain kedua tim. Situasi panas bahkan sempat memanjang hingga seusai laga. "Tapi tak ada alasan kami untuk membuat orang marah. Kami main profesional. Kalah-menang tetap salaman. Hormat kami untuk para pemain dan pelatih Persib dan Mister Umuh (Muhtar)," ujarnya.
ERICK P. HARDI