TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menyatakan potensi pecahnya suara partai berlambang beringin tersebut dalam pemilihan presiden 2014 sangat besar. Perpecahan terjadi karena sejumlah kader akan mendukung mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla yang menjadi calon wakil presiden dari Joko Widodo.
"Kalau cawapres Prabowo Subianto itu Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, bukan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa ceritanya akan lain," kata Bambang melalui pesan singkat, Rabu, 21 Mei 2014.
Ia mengklaim kalau calon presiden dari Partai Gerindra tersebut memilih Aburizal, seluruh kader Golkar hingga akar rumput akan bulat mendukung. Golkar juga akan mampu mengerahkan semua mesin politik jika pasangan yang diusung adalah Prabowo-Aburizal. (Baca: Kader Golkar Membelot, Jokowi: Karena Ada Pak JK)
Meski demikian, Bambang menyatakan seluruh pengurus dan kader harus mentaati keputusan partai untuk mendukung Prabowo-Hatta. Gerakan dan dukungan sejumlah kader kepada Jokowi-JK memang tak bisa dielakkan, tapi berkonsekuensi pada sanksi dari partai.
"Jadi, itu adalah soal pilihan. Kami juga berharap partai bertindak bijaksana dalam menghadapi dinamika dan realita politik yang terjadi tersebut," kata dia.
Menurut Bambang, meski akan terjadi dinamika politik kuat jelang pelaksanaan pilpres, Golkar akan kembali berangkulan pascapemungutan suara. Situasi politik ini sudah pernah dialami Golkar pada pilpres 2004 dan 2009, ketika dukungan partai tersebut juga pecah kepada dua calon yang berbeda. (Baca juga: Dukung Dua Kubu, Golkar Amankan Akses Kekuasaan)
"Jadi tak perlu dirisaukan, apalagi dibesar-besarkan," kata Bambang.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita Terpopuler:
Pengamat: Hanya Dua Poros Capres, Jokowi Untung
Chairul Tanjung Larang Pembelian Kendaraan Dinas
Sperma Tertua di Dunia Ditemukan di Australia
Ryan Giggs Akhiri Karier di Manchester United
Disukai Partai Kongsi dan Kiai, JK Jadi Cawapres