TEMPO.CO, Semarang - Pengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah, Mranggen, Demak, Jawa Tengah, KH Hanif Muslih, tak setuju atas langkah bekas Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md menjadi ketua tim pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Secara pribadi, saya enggak setuju. Sebaiknya (Mahfud) jangan (menjadi ketua tim pemenangan Prabowo). Kalau saya pribadi usul agar Mahfud jangan ke mana-mana, netral saja," kata Hanif Muslih kepada Tempo, Rabu, 21 Mei 2014. (Baca: Jadi Timses Prabowo, Mahfud Konsultasi ke Ulama)
Hanif Muslih adalah satu dari sejumlah kiai yang beberapa kali menggelar pertemuan untuk mendorong Mahfud menjadi calon wakil presiden. Para kiai mengupayakan Mahfud bisa menjadi pendamping Joko Widodo ataupun Prabowo Subianto.
Namun upaya itu gagal karena Jokowi memilih Jusuf Kalla dan Prabowo memilih Hatta Rajasa. PKB yang menyorongkan nama Mahfud pun takluk ikut koalisi dengan PDIP yang mengusung Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Hanif menegaskan, karena gagal menjadi calon wakil presiden, Mahfud Md. sebaiknya tak ikut kubu Prabowo ataupun kubu Joko Widodo. "Mahfud enggak dipakai menjadi cawapres. Mereka (Jokowi dan Prabowo) malah pakai orang lain," ujar mantan Ketua PKB Jawa Tengah tersebut.
Dua pasangan calon presiden-wakil presiden akan bertarung dalam pemilihan presiden 9 Juli 2014. Keduanya adalah pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, serta Partai Hati Nurani Rakyat; dan pasangan Prabowo-Hatta yang diusung Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Persatuan Pembanguan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasioanal, Partai Bulan Bintang, serta Partai Golongan Karya.
Prabowo sudah menyatakan ketua tim pemenangannya adalah Mahfud. Sedangkan Mahfud sendiri mengatakan masih menunggu restu para kiai. (Baca: Mahfud Dijanjikan Jabatan Lebih dari Menteri)
ROFIUDDIN
Berita Lain
Mahfud Dijanjikan Jabatan Lebih dari Menteri
Jokowi atau Prabowo, Ahok: Aku Rapopo
Peraih Nilai UN Tertinggi Hanya Belajar di Rumah