TEMPO.CO, Tuban - Dari sembilan korban kasus pedofilia yang dilakukan Salwa Harun alias Muna, 43 tahun, ternyata hanya dua orang yang melapor ke Kepolisian Resor Tuban. Penyebabnya, para korban cenderung menutup diri. Selain itu, mereka sudah dewasa, dan bahkan ada yang sudah berkeluarga.
Meski demikian, penyidik Polres Tuban tidak kesulitan meneruskan perkara ini hingga ke pengadilan. Dengan adanya laporan dari korban, meski hanya dua orang, polisi sudah mengantongi cukup bukti untuk menyelidiki pelakunya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tuban Ajun Komisaris Polisi Wahyu Hidayat mengatakan sembilan korban itu cenderung menutup diri. "Sebab, sebagian dari mereka kini telah berusia di atas 20 tahun dan sudah menikah. Kami agak kesulitan," ujar Wahyu, Kamis, 22 Mei 2014.
Menurut Wahyu, dua korban yang melapor berinisial EF dan DA. Keduanya sama-sama bekas anak jalanan yang sering mangkal di Pantai Bom dan Alun-alun Kota Tuban. Wahyu masih tetap membuka diri bagi korban yang belum melapor.
Walaupun korban yang melapor hanya dua, proses hukum kasus ini tetap akan dilanjutkan. Apalagi berkas perkaranya sudah hampir selesai dan akan segera diserahkan kepada Kejaksaan Negeri Tuban. "Kita berharap kasusnya cepat selesai," kata Wahyu.
Polisi menangkap Harun pada awal Mei 2014. Penangkapan itu dilakukan setelah EF, korban yang kini berusia 23 tahun, mengaku pernah disodomi oleh tersangka sekitar enam tahun silam. Sunoto, paman EF, menyuruh keponakannya itu melapor kepada polisi setelah ramai pemberitaan kasus sodomi di Jakarta International School, Jakarta; dan Sukabumi, Jawa Barat. (Baca: Pedofil Tuban Korban Sodomi Waria)
Kepala Dinas Sosial dan Transmigrasi Tuban Nur Jannah mengatakan, agar kasus serupa tidak terulang, pihaknya akan membantu memfasilitasi pembinaan anak-anak jalanan. Berdasarkan data Dinas Sosial, anak-anak jalanan yang terdiri atas pengemis, pengamen, dan pengasong terkonsentrasi di tiga titik.
Di Pantai Bom terdapat sekitar 50 anak, Alun-alun Kota sekitar 20 anak, dan di kompleks Makam Sunang Bonang kira-kira 50 anak. Sebagian besar anak-anak tersebut telah putus sekolah.
SUJATMIKO
Terpopuler