TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah II Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Andriananda mengatakan ruas Jatinangor-Sumedang-Kadipaten mempunyai tingkat kerusakan yang paling parah di jalur pantura. Dia mengatakan kerusakan berupa kondisi jalan tergerus.
"Rusak berat dan kondisi jalan sudah tergerus karena karena curah hujan tinggi pada awal tahun," katanya saat ditemui Tempo, Rabu, 21 Mei 2014. (Baca: Proyek Jalur Pantura, Proyek Laten Tahunan)
Dia mengatakan dalam ruas sepanjang 15,9 kilometer tersebut telah habis umur jalan dan memasuki masa kontruksi. Pengerjaan ruas tersebut juga mengalami perlambatan karena dilakukan tender ulang yang mengakibatkan kontrak dimulai pada bulan April. Tender ulang ini disebabkan para kontraktor tidak memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.
Dari keseluruhan ruas ini, sepanjang 2,5 kilometer paling parah kondisinya. Selain karena memasuki masa perawatan kontruksi, kondisi jalan mengalami penggerusan akibat jalan yang menanjak dan hujan lebat pada bulan Februari.
Pengerjaan ruas yang dimulai pada awal Mei ini mempunyai nilai kontrak Rp 87 miliar dengan dua paket. Paket tersebut adalah peningkatan longsoran Jatinangor-Sumedang-Kadipaten senilai Rp 48,9 miliar dan paket pelebaran Jatinangor-Tanjungsari Rp 35,1 miliar.
Baca Juga:
Dia mengatakan ruas tersebut tidak dilakukan pembetonan, melainkan pengaspalan. Pembetonan tidak dilakukan karena kondisi jalan hanya selebar tujuh meter, pertimbangan traffic management dan efisiensi anggaran. "Saat ada perbaikan aspal 500 meter saja menyebabkan kemacetan lebih dari lima kilometer," katanya.
Dia mengatakan hingga kini progres perbaikan jalan mencapai 20 persen. Andriananda berjanji pada H-30 ruas tersebut rampung sehingga dapat dilalui kendaraan mudik yang berasal dari Kota Bandung yang mengarah Kota Cirebon. (Baca: Jalan Pantura Jawa Bebas Rusak Juni 2014)
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) IV Kementerian Pekerjaan Umum Bambang Hartadi mengaku kurang puas dengan pengerjaan perbaikan jalan rusak di jalur Sumedang yang menjadi jalur mudik. Dia mengatakan kerusakan jalan dengan ukuran besar masih tersebar di sepanjang jalan tersebut.
Selain berbahaya, kerusakan tersebut juga berpotensi menyebabkan kemacetan. Selain itu, dia juga menemukan kerusakan jalan di daerah Cijelak, Sumedang, yang menjadi jalur tengah Jawa Barat juga rawan longsor.
ALI HIDAYAT
Berita Terpopuler
Mahfud Dijanjikan Jabatan Lebih dari Menteri
Kecewa pada PKB, Mahfud: Selesai Tugas di Partai
ITB Tak Otomatis Terima Siswa Bernilai UN Tinggi