TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengusap matanya setelah film dokumenter Jalanan selesai diputar di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 21 Mei 2014. Saat berfoto bersama sutradara Daniel Ziv dan tiga tokoh dalam film itu, yakni Titi, Boni, dan Ho, mata Basuki juga masih berkaca-kaca.
Wakil Gubernur DKI yang akrab disapa Ahok itu memang sengaja meminta film Jalanan diputar di Balai Kota DKI Jakarta. Dia juga meminta pejabat DKI Jakarta, termasuk camat dan lurah, untuk ikut menonton.
"Ini penting sebagai kritik bahwa Pemprov DKI masih tidak becus menangani penyandang masalah kesejahteraan sosial," ujar Basuki di Balai Kota, Rabu, 21 Mei 2014.
Dia berharap penanganan pengemis, pengamen, tunawisma, anak jalanan, dan orang gila bisa lebih manusiawi. "Tidak ada lagi metode razia. Harus diajak bicara dari hati untuk cari solusi," katanya saat memberi pesan khusus ke Dinas Sosial. "Kalau dirazia dan ditangkap 12 hari memang setelah itu masalah selesai?" tuturnya.
Namun dia kecewa karena banyak pejabat DKI yang tak hadir, meski sudah diundang menonton film itu. Sejumlah pejabat yang hadir di antaranya Asisten Sekda Bidang Kesejahteraan Masyarakat Bambang Sugiyono dan Deputi Bidang Pariwisata Sylviana Murni.
Siti Juwariyah alias Titi, salah satu tokoh pengamen yang didokumentasikan, berharap acara nonton bareng pejabat DKI itu bisa menjadi langkah awal untuk memperjuangkan nasib pengamen. "Ini pertama kali pemerintah mengajak kami bertemu seperti ini. Saya terharu," ujar Titi, yang diajak bertukar nomor telepon dan pin BlackBerry oleh Ahok.
Titi berharap para pengamen diberi pembinaan. Mereka bisa difasilitasi untuk bermusik ataupun diajari berwirausaha. "Di jalan itu kan lebih banyak yang mengamen karena terpaksa. Yang ingin buka usaha juga banyak," katanya. Titi, yang sudah mengantongi ijazah paket C, kini juga telah memulai bisnis sablon kaos. "Saya juga fokus mengajar," tuturnya.
Sutradara Jalanan, Daniel Ziv, mengaku terkejut saat dihubungi staf Ahok untuk memutar filmnya di Balai Kota DKI Jakarta. Dia mengapresiasi langkah pemerintah yang bisa menerima kritik sosial seperti yang disampaikan dalam film dokumenternya. "Pemerintah yang berani menerima kritik sebagai masukan itu berarti pemerintah yang percaya diri," katanya.
ANGGRITA DESYANI
Berita Terpopuler:
Mahfud Dijanjikan Jabatan Lebih dari Menteri
Kecewa pada PKB, Mahfud: Selesai Tugas di Partai
ITB Tak Otomatis Terima Siswa Bernilai UN Tinggi
Aplikasi Android Ini Bikin Ahok Ogah Blusukan