TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Lidya Freyani Hawadi mengungkap kemungkinan Kepala Jakarta International School Timothy Carr adalah juga seorang pedofilia. Dia menyatakan itu berdasarkan laporan yang diterimanya dari beberapa orang tua siswa sekolah internasional tersebut.
"Saya minta JIS membuktikan kalau laporan masyarakat itu salah," kata Lidya ketika dihubungi, Jumat malam, 23 Mei 2014.
Bukan cuma Tim Carr, disebutkannya pula kalau indikasi pedofilia juga ada pada diri guru wali kelas dan asisten guru. Lidya mengatakan, pihaknya telah menyampaikan laporan tersebut kepada Tim Carr dan pengurus yayasan JIS yang mendatanginya Jumat pagi.
Menurut Lidya, Tim Car tidak membantah pernyataan itu. "Tim Carr diam, yayasan juga tidak jawab," katanya.
Lidya meminta kepolisian segera memeriksa kembali Tim Carr dan guru kelas beserta asisten guru. Dia juga meminta pihak yayasan memecat ketiganya. "Saya ingin melihat langkah konkret terhadap kejadian ini," ujarnya.
Kehadiran Tim Carr dan pengurus yayasan itu sendiri bermaksud meminta izin agar kelas usia dini bisa kembali dibuka pada Agustus tahun ini. Lidya menjawabnya, "Tidak akan semudah itu memberikan izin JIS untuk kembali beroperasi."
Sejauh ini jumlah tersangka memang belum juga bertambah dari enam orang yang seluruhnya berasal dari kalangan petugas kebersihan (janitor). Polisi menyatakan butuh bukti lebih dalam untuk bisa menetapkan tersangka yang lainnya yang disebut-sebut ada yang berasal dari kalangan guru.
Polisi juga tak berhasil mengidentifikasi korban lain dari satu yang sudah mengadu pada Maret lalu. Ini meski keenam tersangka disebutkannya sudah mengakui 'memangsa' anak-anak di TK JIS sejak Januari di dua lokasi toilet yang berbeda. (Baca: Pengacara Korban Curiga Oknum Polisi Bermain dalam Kasus JIS)
LINDA TRIANITA
Terpopuler
Jadi Menteri Agama, Kekayaan Suryadharma Melonjak
Jessica Hamil, Melaney Ricardo Ucapkan Selamat
Sokong Kampanye Prabowo, Ini Kekayaan Hary Tanoe
Harta Pristono Rp 26 Miliar Berasal dari Mertua