TEMPO.CO, Banyuwangi -Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, mentargetkan jumlah wisawatan asal Tiongkok ke Indonesia tahun ini bisa meningkat hingga 1 juta orang. Dia optimistis target itu bisa terwujud menyusul konflik politik negara-negara di Asia Tenggara, seperti Myanmar dan Thailand. “Tiongkok butuh pengalihan negara-negara tujuan wisata,” kata Mari seusai membuka Kejuaran Selancar Internasional di Pulau Merah, Banyuwangi, Jumat 23 Mei 2014.
Pada 2013, jumlah wisatawan asal Tiongkok hanya 750 ribu orang. Secara keseluruhan jumlah wisatawan ke Indonesia pada 2013 sebanyak 8,8 juta orang. Kementerian Pariwisata mentargetkan jumlah wisatawan tahun ini naik 10 persen.
Tiongkok menjadi bidikan karena potensi wisatawannya paling besar dibanding negara lain. Jumlah wisatawan Tiongkok yang ke Indonesia lebih kecil dibandingkan ke Malasyia yang mencapai 3 juta orang dan Singapura 1,7 juta orang. “Triwulan pertama ini jumlah wisatawan Tiongkok sudah tumbuh 31 persen.”
Untuk mendongkrak wisatawan Tiongkok, kata Mari, Pemerintah Indonesia telah menandatangani kerjasama dengan Pemerintah Tiongkok dan pelaku wisata di negeri itu. Industri wisata di Tiongkok, kata dia, telah menyetujui untuk mengalihkan tujuan wisatanya ke Indonesia, setelah Thailand dan Myanmar rusuh.
Pemerintah Indonesia gencar membuat paket-paket wisata baru yang tak hanya mengenalkan Pulau Bali. Daerah wisata potensial lainnya yang disiapkan yakni Lombok dan Labuan Bajo. “Tapi paketnya tetap menghubungkan Bali dengan Lombok atau Bali-Labuan Bajo.”
Persiapan lainnya untuk menyambut wisatawan Tiongkok adalah dengan membuat website promosi wisata dalam Bahasa Mandarin. Perbaikan infrastruktur dan akses transportasi tetap menjadi prioritas.
IKA NINGTYAS