Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kiat Agar Anak Tak Antipati pada Makanan Sehat  

Editor

Indah Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi, diperagakan oleh model. TEMPO/Aditia Noviansyah
Ilustrasi, diperagakan oleh model. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masih rajin "berpromosi" bahwa sayur bayam yang Anda sajikan pada balita Anda akan membuatnya sekeren Popeye? Berhentilah melakukan "kebodohan" ini, saran sebuah penelitian.

Peneliti dari University of Chicago menemukan mengapa balita enggan mengonsumsi sayuran atau buah ketika mereka diberitahu makanan itu akan membuat mereka lebih pintar. Mereka percaya pada makanan ini, rasa akan dikorbankan.

Michal Maimaran dan Ayelet Fishbach yang memimpin penelitian menyatakan anak adalah penyimpul yang cepat. "Anak-anak menyimpulkan dari pesan yang menyebut jika makanan tertentu baik untuk satu tujuan, maka tidak bisa menjadi sarana yang baik untuk mencapai tujuan yang lain," katanya.

Dengan demikian, kata mereka, jika makanan yang disajikan diberi label sebagai membuat mereka kuat, anak-anak akan menyimpulkan makanan itu tidak enak. "Mereka cenderung mengkonsumsi lebih sedikit. Sebaliknya jika Anda melabeli makanan ini sebagai lezat dan tanpa pesan lain yang menyertai, mereka akan mengkonsumsinya dengan lahap," katanya.

Untuk menguji hipotesis ini, Maimaran dan Fishbach melakukan tes pada balita di Evanston, Illinois. Caranya, anak-anak ini disajikan dua dongeng tentang seorang bocah bernama Tara yang senang makanan kudapan renyah Wheat Thins.

Ada dua variasi cerita, satu berfokus pada manfaat kesehatan dari makanan itu dan yang lain dengan tidak ada pesan sama sekali. Dalam cerita pertama, makanan itu dilabel sebagai membuat tubuh menjadi kuat, sehat, dan energik, dengan menunjuk pada otot-otot lengannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasilnya, anak-anak yang diberi dongeng tentang Wheat Thins sebagai makanan yang menyehatkan hanya memakan sedikit saja. Sebaliknya, pada anak-anak yang diberi dongeng tanpa embel-embel "menyehatkan" justru mengudap makanan itu dalam jumlah lebih banyak.

Penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya yang menemukan anak-anak usia sembilan sampai 11 tahun lebih memilih minuman yang dilabel hanya sebagai "minuman" saja dibanding yang dilabel sebagai "minuman kesehatan baru".

Hasil penelitian mereka akan diterbitkan dalam Journal of Consumer Research musim gugur ini.

MAIL ONLINE | INDAH P

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

18 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.