TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Jenderal Budi Gunawan membantah kabar yang menyebutkan dia menyorongkan nama Jusuf Kalla kepada Megawati, sebagai cawapres Joko Widodo. “Itu rumor, itu fitnah. Saya masih polisi aktif, menghindari urusan pemilu, itu melabrak aturan,” katanya saat menghubungi Tempo, Sabtu 24 Mei 2014.
Majalah Tempo menuliskan Budi berperan aktif menjodohkan Jokowi dengan Jusuf Kalla. Ia menggunakan pengaruhnya karena pernah menjadi ajudan ketika Megawati masih menjabat presiden. (Baca: Kalla Gunakan Jasa Jenderal Rekening Gendut).
Budi mengatakan hingga ini masih menjalin silaturahmi dengan Megawati. Ia mengaku pertemuan terakhir dengan mantan bosnya itu terjadi pada saat menghadiri tahlilan 40 hari mendiang Taufiq Kiemas, suami Mega. Setiap tahlilan, Budi berperan mengundang tokoh-tokoh polisi. (Baca: Budi Gunawan Tak Etis Jadi Kapolri Karena Rekening Gendut)
Menurut Budi, keakraban yang dijalin dengan Megawati tidak pernah sampai membahas urusan politik. Makan malam yang sering digelar tidak menyinggung pembicaraan politik. “Makannya selalu ramai-ramai,” ujarnya.
Adapun bersama Jusuf Kalla, Budi mengaku akrab namun tak sampai dilibatkan dalam urusan politik. “Kita ini orang kecil, Pak JK orang tua, hebat, kita menghormati saja,” katanya. (Baca: Jokowi Nyapres, Ada Kecelakaan Lagi?)
AKBAR TRI KURNIAWAN
Berita Terpopuler:
Tim Sukses Prabowo Dekati Suciwati
Jadi Bintang Porno, Remaja 19 Tahun Bunuh Diri
Soal Kewargangeraan Prabowo, Gerindra Tantang Debat
Jokowi Minta Penyebar Kampanye Hitam Ditangkap
Nikah Gratis Mulai Juni 2014