TEMPO.CO, Jakarta - Analis pasar modal dari PT Trust Securities, Reza Priambada, mengatakan krisis politik yang terjadi di Thailand tidak akan berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan. Sebaliknya, situasi berdampak pada nilai tukar rupiah. "Karena market merespon negatif," kata Reza kepada Tempo, Senin, 26 Mei 2014. (baca: Setelah Kudeta, Militer Thailand Berlakukan Jam Malam)
Sejak Jumat, 23 Mei, rupiah melemah di kisaran Rp 11.530-Rp11.623 per dolar AS. Nilai tukar rupiah ini diprediksi akan terus melemah hari ini. Hari ini, kurs rupiah kembali melemah 0,15 persen ke Rp 11.632. Menurut dia, kondisi tersebut juga akan mempengaruhi neraca perdagangan antara Indonesia dan Thailand.
Meski nilai tukar rupiah melemah 0,11 persen ke Rp 11.628, indeks saham harga gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,23 persen ke level Rp 4.984,69, Senin pagi, 26 Mei 2014. "IHSG Asia pun naik, tidak terpengaruh krisis politik Thailand," ujar dia.
Menurut Reza, selain berdampak pada kurs rupiah, beberapa sektor industri juga akan terkena dampak situasi politik di Thailand. Di antaranya sektor pertambangan, perkebunan, dan industri konsumer.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan krisis politik di negeri Gajah Putih itu perlu diwaspadai, meskipun tak berpengaruh langsung terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Karena banyak mitra dagang Indonesia yang berada di Thailand.
DEWI SUCI RAHAYU