TEMPO.CO, Bandung-Pemerintah Kota Bandung tengah menggarap program bercocok tanam massal untuk warga Bandung bernama Kampung Berkebun. Program tersebut akan diaplikasikan di 151 Rukun Warga se-Kota Bandung dengan melatih 50 warga di setiap RW agar bercocok tanam di halaman, dinding, atau atap rumah. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai penggagas program tersebut juga memiliki cara sendiri berkebun di rumah.
Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil memanfaatkan lahan kosong di dak rumahnya untuk menanam berbagai jenis sayuran. “Teorinya urban farming atau kampung berkebun itu menggunakan lahan yang bukan tanah. Saya memanfaatkan dak rumah untuk ditanami bawang daun, kangkung, pokcoi, dan bayam ,” kata Emil di Bandung, Selasa, 27 Mei 2014.
Emil mengatakan, jenis sayuran yang dia tanam memiliki waktu panen singkat. “Setiap bulan panen,” ujarnya. Oleh karena itu, setiap bulan bersama keluarganya dia selalu menikmati hasil panen kebun sendiri. Bahkan, lelaki Institut Teknologi Bandung itu mengaku pernah mencicipi kangkung hasil panen yang dimasak oleh anaknya. “Dimasakin itu luar biasa rasanya,” kata dia.
Dia berharap, cara berkebun di rumah itu bisa ditiru oleh warga Bandung lainnya. Menurut dia, warga Bandung harus mengubah pola pikir, bahwa orang kota bisa menjadi produsen sayuran, bukan hanya konsumen. Misalnya dengan menanam sayuran dapur di halaman, dinding, atap atau lahan kosong yang ada di sekitar rumah. “Saya ingin Bandung jadi kota terbaik dalam urban farming, dan saya yakin itu bisa, memanfaatkan area rumah untuk perkebunan kota,” katanya.
Untuk membudayakan berkebun di rumah, lewat program Kampung Berkebun, Pemerintah Kota Bandung mengalokasikan dana APBD sekitar Rp 7,5 miliar untuk pelatihan, pembinaan sukarelawan, dan fasilitas bercocok tanam untuk warga. Dana tersebut digunakan untuk membeli sarana peralatan, tanah, bibit, dan keperluan lainnya. Setiap RW mendapat jatah Rp 50 juta dalam bentuk sarana dan media tanam.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Elly Wasliah, mengatakan pelatihan bercocok tanam tersebut sudah dimulai sejak awal bulan ini. Para warga dilatih menanam sayuran dan buah-buahan dengan konsep hidroponik, yaitu menanam menggunakan media air.
Selain itu, warga juga diajarkan teknik menanam roof top, vertical garden, menanam di rak vertikultur, di dak rumah, dan tanaman rambat di pergola besi. Pemkot Bandung juga menggandeng komunitas Agritektur untuk membantu pemasaran hasil panen. Rencananya, bersama komunitas tersebut Pemkot Bandung akan menggelar pameran sayuran dan buah lokal bernama Bandung Agri Market.
RISANTI
Berita lain:
Kalla Gunakan Jenderal Rekening Gendut Dekati Mega
Grup MNC Dituding Blokir Pemberitaan Suryadharma
Nikah Gratis Mulai Juni 2014
Tersangka, Suryadharma Jadi Calon Menteri Prabowo