TEMPO.CO, Banyuwangi - Sejumlah aktivis lingkungan dari Banyuwangi's Forum For Environmental Learning (BaFFEL) mendaki Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Di atas Ranu Kumbolo, sebuah danau yang terletak di jalur pendakian Gunung Semeru, mereka membentangkan spanduk penolakan terhadap pertambangan emas di Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi.
Spanduk yang mereka bentang bertuliskan: "Manusia Bisa Hidup Tanpa Emas, Tapi Tidak Tanpa Air". Aksi aktivis lingkungan Banyuwangi itu didukung Komunitas biker dari Purwokerto dan sekelompok penggemar sepak bola dari Jember. (Baca: Pemprov Setujui Amdal Tambang Emas Banyuwangi)
Koordinator aksi, Deni Alamsyah, mengatakan dia memilih Danau Ranu Kumbolo yang terletak di ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut itu karena ingin membangkitkan kesadaran tentang pentingnya air. Menurut dia, rencana eksploitasi tambang emas di Banyuwangi akan merusak kawasan hutan Tumpang Pitu sebagai kawasan resapan air. "Manusia hidup butuh air, maka kami menolak tambang tersebut," kata Deni dalam rilisnya, 28 Mei 2014.
Menurut Deni, Gunung Tumpang Pitu seluas 1.900 hektare merupakan kawasan hutan lindung yang kini statusnya diturunkan menjadi hutan produksi. PT Bumi Suksesindo, operator pertambangan emas di gunung itu, akan melakukan pertambangan terbuka pada 2016 mendatang. Selain mengancam ketersediaan air, limbah pertambangan itu akan mencemari lingkungan. (Baca: Tolak Tambang Emas, Aktivis Demo di Selat Bali)
Juru bicara Bumi Suksesido, Musmin, mengatakan penambangan emas tersebut tidak akan mencemari lingkungan walaupun menggunakan zat kimia sianida. Sebab, perusahaannya menggunakan sistem pengolahan heap leaching atau pelindian tumpukan. Sistem ini dilakukan dengan cara menyiramkan larutan sianida dengan menggunakan sprinkler pada tumpukan batuan emas yang sudah dicampur dengan batu kapur. Air yang mengalir di dasar tumpukan yang kedap kemudian dialirkan dan ditampung untuk proses berikutnya. "Jadi, tidak ada limbah yang dibuang ke laut dan tanah."
Bumi Suksesindo, kata Musmin, juga menjamin reklamasi terhadap bekas pertambangan emas itu akan dilakukan secara maksimal. Perusahaannya akan mengupayakan Gunung Tumpang Pitu bisa menjadi hutan kembali. Penambangan emas Bumi Suksesindo akan dilakukan secara terbuka setelah mengantongi persetujuan dari Menteri Kehutanan mengenai alih fungsi hutan lindung di gunung tersebut menjadi hutan produksi seluas 1.900 hektare.
IKA NINGTYAS
Berita lain:
Purdi Chandra Ditahan, Primagama Tak Goyang
Buka Kantor di Jakarta, Apple Tawarkan Lowongan
Cokelat Cadbury Mengandung Babi?
Anggun Raih Penghargaan di World Music Awards
Ponsel Pintar LG G3 Berteknologi Sinar Laser