TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Ahmad Syatori Ismail mengatakan belum mau berkomentar banyak tentang kehalalan produk cokelat Cadbury yang beredar di Indonesia. Selasa, 27 Mei 2014, Kementerian Kesehatan Malaysia menemukan kandungan babi dalam cokelat Cadbury yang beredar di Negeri Jiran tersebut.
"Saya belum tahu dan belum meneliti kandungannya. Saya tak mau salah ngomong," kata Ahmad yang dihubungi Tempo pada Rabu pagi, 28 Mei 2014. (Baca: Cokelat Cadbury Mengandung Babi?)
Ahmad mengatakan hingga saat ini belum ada langkah yang dilakukan MUI untuk memastikan kehalalan cokelat Cadbury Indonesia.
Pernyataan yang sama dilontarkan Cholil Ridwan, Ketua Majelis Ulama Indonesia pusat. Cholil yang dihubungi mengatakan hingga saat ini belum menerima laporan tentang kandungan babi dalam cokelat Cadbury Indonesia. Menurut Cholil, saat ini memang banyak beredar produk makanan non-halal di berbagai supermarket Indonesia. (Baca: Beberapa Minimarket Tak Jual Cadbury Berbabi)
Cholil menilai kesalahan terletak pada pemerintah yang tidak mengambil langkah tegas atas peredaran produk non-halal ini. "Lemah sekali kontrol pemerintah atas produk non-halal," ujar Cholil.
Menurut Cholil, MUI hanya berwenang mengeluarkan sertifikasi halal. Akan tetapi, pengawasannya ada di bawah tanggung jawab pemerintah. "Hingga saat ini undang-undang tentang jaminan produk halal saja belum juga disahkan," kata dia.
Sebelumnya, telah ditemukan kandungan jejak DNA babi dalam dua produk cokelat Cadbury Malaysia jenis Cadbury Dairy Milk Hazelnut dan Cadbury Dairy Milk Roast Almond. (Baca: Antisipasi Haram, BPOM Diminta Uji Ulang Cadbury)
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Berita Terpopuler
Di KPK, Airin Matikan Rokok Wartawan
Chevron Ancam Alihkan Rencana Investasi US$ 12 M
Anak-anaknya Disorot Kamera, Istri Anas Protes