TEMPO.CO, Banyuwangi - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III akan berinvestasi Rp 80 miliar untuk merealisasikan pelayanan ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, pada 2015. Investasi itu ditanamkan untuk melanjutkan pembangunan dermaga peti kemas sepanjang 100 meter.
General Manager PT Pelindo III Cabang Tanjung Wangi Bangun Sugito mengatakan Pelabuhan Tanjung Wangi saat ini baru memiliki dermaga sepanjang 518 meter. Dermaga ini hanya mampu menampung empat kapal. "Kami butuh satu dermaga lagi khusus untuk peti kemas," katanya dalam dialog interaktif bersama pengusaha di Pendapa Sabha Swagata, Rabu, 28 Mei 2014.
Pelabuhan Tanjung Wangi menyiapkan fasilitas kegiatan impor berkapasitas 148 TEUs (twenty-feet equivalent units), ekspor 156 TEUs, dan domestik 166 TEUs. Juga kolam pelabuhan seluas 316 hektare dengan kedalaman 12-14 low water standard. (Baca: Jawa Timur Bangun Proyek Pelabuhan Miliaran Rupiah)
Menurut Bangun, Pelabuhan Tanjung Wangi cukup prospektif, sebab Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, saat ini sudah penuh. Sedikitnya ada 103 perusahaan di wilayah Banyuwangi, Jember, Situbondo, dan Bondowoso yang produknya diekspor. Di Banyuwangi saja, ada 48 eksportir dengan potensi barang hingga 49.651 ton. Saat ini aktivitas Pelabuhan Tanjung Wangi masih terbatas pada bongkar-muat.
Arus barang pada 2011 sebanyak 943.256 ton kini meningkat menjadi 1.613.955 ton. Pendapatan PT Pelindo Tanjung Wangi juga meningkat dari Rp 19 miliar menjadi Rp 41 miliar. Namun terbatasnya kapasitas dermaga membuat empat kapal mengantre tiap hari dengan lama antrean tujuh hari. (Baca: Dermaga Pelabuhan Tanjung Wangi Terus Diperpanjang)
Direktur PT Timur Nusantara Thomas Budi Sarwono mengatakan perusahaan pelayaran siap melayani ekspor-impor dari Pelabuhan Tanjung Wangi ke Singapura. Menurut dia, selain potensi dari perusahaan-perusahaan di Banyuwangi, potensi ekspor dari daerah Bali dan Nusa Tenggara juga cukup besar, yakni sekitar 400 kontainer per pekan. "Minimal ada 200 kontainer sudah cukup menguntungkan bagi pelayaran," katanya.
Bila ekspor dilakukan di Tanjung Wangi, kata Thomas, akan ada penghematan ongkos transportasi Rp 500 ribu per kontainer. Selama ini, perusahaan-perusahaan dari Banyuwangi harus menempuh perjalanan minimal tujuh jam menuju Tanjung Perak. Biaya bisa membengkak, sebab antrean untuk masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak saat ini mencapai 14 hari. "Kemacetan jalan juga bisa terurai," katanya.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Banyuwangi, Muhammad Sugiyono, berharap PT Pelindo serius menyiapkan infrastruktur Pelabuhan Tanjung Wangi. Sebab, rencana pelayanan ekspor-impor di Tanjung Wangi telah digaungkan sejak 2002, namun tak kunjung terealisasi hingga sekarang.
Menurut dia, Pelindo harus mampu meyakinkan para eksportir dan perusahaan kapal untuk mau mengalihkan kegiatannya ke Pelabuhan Tanjung Wangi. "Kami akan siap bantu untuk mengerahkan eksportir asalkan infrastruktur sudah siap," katanya.
IKA NINGTYAS
Berita lain:
Purdi Chandra Ditahan, Primagama Tak Goyang
Buka Kantor di Jakarta, Apple Tawarkan Lowongan
Cokelat Cadbury Mengandung Babi?
Anggun Raih Penghargaan di World Music Awards
Ponsel Pintar LG G3 Berteknologi Sinar Laser