TEMPO.CO, Solo - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengaku risau dengan maraknya kampanye hitam yang bertebaran menjelang pemilihan presiden. Dia mengatakan bahwa merebaknya kampanye hitam menghalangi hak masyarakat untuk mengetahui visi dan misi calon pemimpinnya.
Hal itu dikatakan setelah tablig akbar yang dihadiri oleh puluhan ribu warga Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Manahan, Solo, Selasa, 27 Mei 2014. Menurutnya, kampanye hitam tersebut banyak ditemukan di sosial media. "Tidak jarang menyinggung hal-hal yang berbau suku, agama, ras, dan antargolongan," katanya.
Kondisi tersebut membuat tim kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi sibuk melawan kampanye hitam. "Mereka tidak punya waktu lagi untuk memaparkan visi dan misinya," katanya. Bahkan, dia menilai dua pasangan calon dan pendukungnya terlibat aksi saling balas.
Menurut Din, fenomena tersebut sangat merugikan masyarakat sebagai pemilih. Alasannya, pemilih memiliki hak untuk mengetahui program-program yang hendak dibawa oleh calon pemimpinnya. "Hak masyarakat menjadi terabaikan," katanya.
Dia mengimbau kepada semua pasangan beserta pendukungnya untuk segera menghentikan serangan kampanye hitam. "Kalau memang ada sesuatu yang diyakini benar, selesaikanlah secara hukum," katanya. Sebab, penyebaran melalui media sosial hanya akan menjadi fitnah yang tidak produktif bagi demokrasi.
AHMAD RAFIQ
Berita lain:
Alasan TNI Pecat Prabowo Kembali Dipertanyakan
Kivlan Zen Tolak Ungkap Fakta 1998 di Depan Komnas HAM
Atletico Kecam Sikap Madrid di Final
HP Jadul Kembali Populer
Chevron Ancam Alihkan Rencana Investasi US$ 12 M
Pele Berharap Brasil Tak Jumpa Spanyol di Piala Dunia