TEMPO.CO, Bangkok – Kudeta militer yang terjadi di Thailand rupanya sama sekali tak menganggu Phil Koenighaus, seorang backpacker asal Jerman. Ia tetap bisa menikmati “Half Moon”, pesta di Pantai Koh Phangan yang terkenal akan pasir putihnya.
“Kalau saya selamat melewati Half Moon Party maka saya akan pergi ke Bangkok,” kata pria berusia 19 tahun itu, seperti dikutip dari Associated Press, Rabu, 28 Mei 2014. “Ini tidak seperti kudeta yang saya bayangkan,” tambahnya lagi. Memang, di sepanjang pantai tidak terlihat petugas yang berjaga-jaga.
Sejauh ini, drama pengambilalihan militer hanya dimainkan di arena politik. Tentara hanya menahan sejumlah akademisi dan wartawan yang berpotensi melakukan gerakan anti-kudeta, serta sejumlah politikus yang berpotensi mengancam keamanan. Dan, sektor pariwisata hampir tak tersentuh kudeta.
“Tidak ada yang berubah, kecuali kami harus pulang sebelum pukul 10.00 malam,” ujar Rosemary Burt, turis AS yang berlibur bersama putrinya. Wisatawan asal Arizona ini tampak santai menikmati hiasan Grand Palace yang mempesona.
Tak bisa dipungkiri, kudeta memang membuat sejumlah wisatawan takut bepergian ke Thailand. Banyak yang membatalkan perjalanannya dan mengganti ke tujuan lain. Jumlah pemesan hotel menurun dalam enam bulan terakhir menyusul protes anti-pemerintahan yang gencar dilakukan di Bangkok. (Baca: Kudeta, Wisatawan Thailand Bisa Beralih ke Bali)
Namun demikian, hal ini justru membuat pariwisata lebih menyenangkan. Suasana yang lebih sepi dan tertib karena pemberlakuan jam malam, membuat wisatawan bisa menikmati Thailand dengan nyaman. Ditambah lagi, banyak hotel yang menawarkan promosi karena sepi pelanggan. (Baca: Pariwisata Thailand Tuntut Pemerintahan Baru)
ANINGTIAS JATMIKA | AP
Terpopuler
Perempuan Pakistan Dirajam hingga Tewas
Pabrik Cadbury Malaysia Investigasi Isu Babi
Militer Ukraina Menguasai Bandara Donetsk