TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah partai koalisi pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla di Yogyakarta mengaku masih kebingungan melangkah dalam mempersiapkan strategi pemenangan.
Sebab, sejumlah partai sekutu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)-selaku pengusung Jokowi-JK-pada pemilu legislatif lalu gagal meraih satu pun kursi dewan. Di antaranya yang gagal duduk di parlemen tingkat kota Yogya seperti Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). "Perolehan suara pemilu legsilatif lalu turut mempengaruhi gerak kami dalam koalisi di daerah," kata Ketua Partai Hanura Kota Yogyakarta Bambang Hendarto, Kamis, 29 Mei 2014.
Menurut Bambang, kebingungan partainya menggalang pemenangan Jokowi-JK di daerah, juga dipengaruhi basis massa yang berhasil dihimpun untuk pemenangan pemilu legislatif. Tapi karena saat ini keterwakilan partai itu di DPRD nihil, mereka hanya bisa menunggu koordinasi dan instruksi dari mitra koalisi yakni PDIP. "Kami akui masih galau, mau bergerak menggarap kalangan massa yang mana, jadi masih menunggu koordinasi dari koalisi daerah," kata dia.
Di Kota Yogya, Hanura tercatat sebagai partai paling bontot perolehan suaranya dalam pemilu legislatif lalu. Rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum Kota Yogya mencatat, partai itu hanya berada diurutan tiga terbawah dari 12 partai politik yang bersaing. Dengan perolehan suara hanya sekitar 3.500 suara. "Tapi kami selama ini tetap hadir dalam pertemuan internal dengan koalisi, untuk merumuskan pemenangan bersama Jokowi-JK," kata Sekretaris Hanura Kota Yogya, Budi Santoso.
Dari koalisi PDIP di Kota Yogya yang bernasib apes saat pemilu dan tak mendapat satupun kursi tingkat DPRD Kota, ada juga PKB. Dengan perolehan suara hanya 3.000-an dan berada di peringkat sepuluh. Namun, Ketua PKB Kota Yogya Ahmad Riyanto mengaku partainya tetap semangat mengusung pasangan Jokowi-JK kali ini. "Karena ada pak JK sebagai orang NU (Nahdlatul Ulama) yang menjadi cawapres, beliau yang akan kami angkat dan genjot pilpres ini," kata dia.
Ketua PDIP Kota Yogya Sudjanarko membantah jika gagalnya partai koalisi yang meraih kursi dewan akan mengganggu proses pemenangan Jokowi-JK. "Pemilu legislatif dan presiden sangat berbeda, saat ini ketokohan akan sangat menentukan, bukan banyaknya suara partai atau perolehan massa saat legislatif lalu," ujarnya.
Sudjanarko mengatakan meski tiga dari lima partai pengusung Jokowi-JK di Kota Yogya gagal meraih kursi dewan, mereka bukan penggembira. "Kami posisikan sama dengan lainnya, terlibat penuh dalam pemenangan," kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terpopuler:
Kejutan Berlanjut, Serena Tergulung
Cadbury Berbabi, Muslim Indonesia Diminta Waspada
'Tukang Gesek' di Bus Transjakarta Tertangkap
Robert De Niro Blakblakan Ayahnya Gay