TEMPO.CO, Yogyakarta - Jaringan AntarIman Indonesia mengecam kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap jemaat yang melakukan ibadah rosario di rumah Julius Felicianus, Direktur Penerbitan Buku Galang Press, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinator Jaringan Antariman Indonesia, Elga Sarapung, mendesak polisi segera menangkap pelaku kekerasan. Pelaku, menurut dia, mudah dikenali karena korban kekerasan, Julius Felicianus, mengenali orang yang menyerangnya. Sebagian dari pelaku kekerasan mengenakan jubah. "Polisi harus berani menangkap seluruh pelaku kekerasan," kata Elga, Jumat, 30 Mei 2014. (Baca:Umat Katolik di Sleman Diserang Kelompok Bergamis)
Menurut Elga, bukti kekerasan di lapangan sudah cukup untuk menyeret pelaku sesuai hukum yang berlaku. Misalnya, penjelasan saksi di lapangan dan bukti lain. Elga yang juga Direktur Interfidei Yogyakarta terus mengumpulkan data terkait kasus intoleransi ini. "Data dan dokumen kekerasan akan kami tunjukkan kalau sewaktu-waktu aparat lepas tangan," kata dia.
Interfidei, kata Elga, terus bergandeng tangan dengan gabungan organisasi non-pemerintah, Masyarakat Anti-Kekerasan Yogyakarta, untuk menuntut penyelesaian kasus intoleransi. "Kami terus berkomunikasi untuk aksi bersama mengutuk penyerangan itu," Elga menegaskan. (Baca:Akbar Ingin Prabowo Menang di Daerah Basis Golkar)
Aksi penyerangan terjadi pada Kamis malam, 29 Mei 2014 di rumah Direktur Galang Press Julius Felicianus. Penyerang diduga berasal dari organisasi masyarakat. Julius Felicianus dan sejumlah perempuan yang mengadakan ibadah rosario terluka akibat penyerangan itu. Wartawan Kompas TV yang meliput aksi kekerasan, Michel Aryawan, juga dihajar. Kameranya bahkan turut dirampas oleh kelompok berpakaian gamis itu.
SHINTA MAHARANI
Terpopuler:
Ahok: Ada Rp 1,6 Triliun Anggaran Tak Pantas
Tim Hukum Jokowi Minta Setop Politisasi Kasus Bus
Serikat Pekerja Nasional Dukung Jokowi-JK