TEMPO.CO, Jakarta - Institut Kesenian Jakarta memberikan penghargaan kepada empat seniman yang telah memberikan kontribusi bagi perkembangan dunia seni peran di Indonesia. Keempat seniman yang menerima IKJ Awards itu adalah Happy Salma, Butet Kartaredjasa, Putu Wijaya, dan Dedi Setiadi.
Butet mendapat penghargaan untuk kategori aktor, sedangkan Happy Salma untuk kategori aktris. Sementara Dedi Setiadi mendapat penghargaan untuk kategori sutradara.
"Moga-moga para juri tidak gegar otak ketika memilih saya," kata Butet saat menerima penghargaan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat malam, 30 Mei 2014.
Putra seniman Bagong Kussudiardja ini mempersembahkan penghargaan yang diterimanya itu untuk Yogyakarta yang telah menumbuhkan kreativitasnya. Penghargaan tersebut, kata Butet, sekaligus sebagai perekat kesenian Yogyakarta dan Jakarta. Ini seperti selesainya ketegangan psikis seni di Yogyakarta dan Jakarta," kata pemeran Sentilun dalam acara Sentilan Sentilun ini.
Kebahagiaan juga dirasakan Putu Wijaya yang mendapat penghargaan untuk kategori pengabdian sepanjang masa. Putu merasa hidup dan karyanya diakui masyarakat. Padahal dia sempat berpikir apa yang dikerjakannya itu tak berguna.
"Ketika menoleh ke belakang, saya menulis cerita teror mental yang tak laku, kerjakan teater yang tidak laku. Tapi malam ini, istri saya tersenyum, anak tertawa, dan kawan-kawan gembira semua," kata Putu.
Sambil berkelakar, Putu juga berharap juri yang terdiri dari Deddy Mizwar, Didi Petet, Ray Sahetapy, Mathias Muchus, Irwan Siregar, Cok Simbara, dan Sys NS tidak salah pilih. "Kalau di kemudian hari salah, dengan senang hati saya kembalikan," kata Putu disambut tawa para undangan yang hadir.
Selain keempat seniman itu, IKJ juga memberikan penghargaan kepada jurnalis Tempo, Seno Joko Suyono, dan Komunitas Salihara. Masing-masing untuk kategori pengamat atau kritikus dan lembaga yang senantiasa mendukung perkembangan seni peran di Indonesia.
DIAN YULIASTUTI