TEMPO.CO, Jakarta - Tim sukses bidang kebijakan dan program pasangan Prabowo-Hatta Rajasa, Drajad Wibowo, mengatakan jika terpilih pasangan itu akan mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk orang kaya melalui mekanisme pajak dan cukai. Hal itu perlu dilakukan untuk memotong beban subsidi BBM.
Skema pengurangan subsidi untuk orang kaya, menurut Drajad, dilakukan agar subsidi BBM bisa tepat sasaran. “Kalau subsidi dicabut atau harga BBM dinaikkan secara menyeluruh, maka yang terdampak adalah rakyat kecil,” kata dia, usai melakukan diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu, 31 Mei 2014. (Baca juga: Jokowi Ungguli Prabowo di Semua Kantong Massa)
Agar penerapan melalui mekanisme pajak berhasil, Drajad mengatakan akan melakukan reformasi perpajakan, seperti penyisiran, integrasi teknologi, serta kerja sama antar instansi. Sebaliknya, dia mengkritik salah strategi pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang berencana menaikkan harga BBM dan menghapus subsidi. (Baca juga: Seperti Jokowi, Prabowo Akan Bangun Tol Laut)
Secara umum, Drajad mengatakan bahwa salah satu ujung masalah energi sebenarnya terletak pada Undang-Undang Minyak dan Gas Nomor 22 Tahun 2001. “Yang dulu dibuat di era Presiden Megawati,” kata dia. Jika Prabowo terpilih, revisi terhadap undang-undang itu akan menjadi prioritas utama. (Baca: Rombongan Prabowo-Hatta Temui SBY di Cikeas)
Selain itu, Prabowo-Hatta juga menjajikan bahwa pada 2019 mereka akan mampu mencapai penyediaan listrik untuk masyarakat hingga 100 persen. Tidak hanya itu, bahan bakar pembangkit listrik akan diganti menggunakan gas dan energi terbarukan lainnya. “Kami juga akan memberdayakan energi mikrohidro di pedesaan,” kata Drajad.
Khusus untuk pengembangan desa, dia mengatakan Prabowo-Hatta akan mengucurkan dana tunai sebesar Rp 1 miliar tiap desa dengan besaran total hingga 2019 mencapai Rp 385 triliun.
FAIZ NASHRILLAH
Terpopuler
Jaksa: Kumpulkan Harta, Anas Ingin Jadi Presiden
Anggito Abimanyu Mundur dari Jabatan Dirjen Haji
Gunung Sangeang di Bima Meletus