TEMPO.CO, Bogor - Ratusan kios dan lapak pedagang kaki lima di pinggir Stasiun Besar Bogor dibongkar petugas PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Pembongkaran kios di samping gedung utama timur Stasiun Bogor, Jalan Nyi Raja Permas, itu dilakukan untuk penambahan electronic gate (e-gate) dan taman yang terhubung dengan jalur pedestrian.
Kepala Hubungan Masyarakat KAI Daerah Operasi I Jabodetabek Agus Komaruddin mengatakan 46 toko dan 137 kios PKL yang dibongkar itu sudah habis masa sewanya sejak 30 Juli 2013. "Manajemen PT KAI menolak kios tersebut sewanya diperpanjang," katanya, Senin, 2 Juni 2014.
Agus mengatakan, sejak masa sewa habis, KAI terus mesosialisasikan bahwa toko dan kios akan dibongkar. Permintaan perpanjangan sewa tidak dipenuhi. Alasannya, sisi barat Stasiun Bogor juga perlu prasarana jalan untuk membuat penumpang merasa aman dan nyaman.
Pembongkaran dilakukan mulai 1 Juni 2014. Rencananya, pembangunan penambahan akses masuk dan taman akan dilakukan tahun ini. "Pembangunannya akan dilakukan secepatnya dan ditargetkan selesai tahun ini," ujarnya.
Seorang pedagang yang kiosnya dibongkar, Amir Tanjung, 45 tahun, mengaku pasrah. "Memang masa sewanya sudah habis dari Juli 2013," tuturnya. Menurut dia, para pedagang sempat menawarkan bersedia membayar 50 persen lebih mahal dari harga sewa sebelumnya. "Namun tiba-tiba ada informasi jika harga sewa yang ditawarkan oleh PT KAI sebesar RP 26 juta satu tahun, padahal awalnya hanya Rp 10 juta per tahun. Naik 150 persen," ujarnya.
Karena dianggap terlalu mahal, para pedagang tersebut menolak harga sewa baru hingga turun surat perintah pengosongan pada April lalu, yang memerintahkan pedagang untuk meninggalkan kios pada 1 Juni 2014.
M. SIDIK PERMANA
Berita Terpopuler
Warga Sleman Bubarkan Ibadah Umat Kristen
Cerita di Balik Perseteruan Prabowo-Wiranto
Sultan Didesak Agar Tegas Selesaikan Intoleransi di DIY