TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Bank Central Asia, David Sumual, memperkirakan adanya kenaikan inflasi bulan ini. “Akan terjadi peningkatan 20 persen jika dibanding bulan-bulan biasa,” ujarnya saat dihubungi pada Ahad, 1 Juni 2014.
David mengatakan peningkatan ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sebelumnya, kenaikan inflasi hanya disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan bulan Ramadan. Sementara kali ini selain menjelang puasa dan Lebaran, liburan sekolah, dan adanya pemilihan presiden ikut menyumbang laju inflasi.
Kelompok bahan makanan kemungkinan akan kembali menyumbang kenaikan inflasi, diikuti kenaikan pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Selain itu, adanya libur sekolah dan Lebaran membuat kebutuhan akan bahan bakar dan barang impor meningkat.
Kebijakan Bank Indonesia yang mematok suku bunga setinggi 7,5 persen juga tidak terlalu berdampak pada inflasi. Sebelumnya, Bank Indonesia sudah mematok angka inflasi cukup besar sekitar 4,5 persen plus-minus 1. Pemerintah juga akan melakukan operasi pasar agar para pedagang tidak memainkan harga komoditas sehingga angka inflasi bisa ditekan.
Angka inflasi pada Mei sekitar 0,1 persen dengan YoY sebesar 7,3 persen. Pengaruh harga pangan akibat sisa panen raya juga meningkatnya beberapa harga komoditas seperti telur dan harga daging menimbulkan tekanan pada inflasi saat itu.
AYU WANDARI
Berita lain:
Perubahan Haji Era Anggito
Warga Sleman Bubarkan Ibadah Umat Kristen
Pakar Tata Negara Usulkan Kompilasi UU Pemilu
Cari iPhone Hilang, Berteriaklah
Proyek Chevron Terganjal Korupsi SKK Migas
Amerika Akui Warganya Jihadis Suriah