TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sengaja menginstruksikan rapat koordinasi TNI-Polri mengenai pemilihan umum presiden 2014 dilaksanakan secara terbuka. Ia juga meminta semua media massa memberitakan isi pertemuan tersebut secara utuh dan obyektif.
"Saya minta diliput penuh agar tak ada fitnah. Jelang pilpres, situasi politik panas, saling curiga, dan saling intip," kata SBY di Kementerian Pertahanan, Senin, 2 Juni 2014.
SBY menggelar rapat koordinasi dengan sekitar 282 perwira tinggi TNI-Polri. Rapat ini merupakan kelanjutan pertemuan menjelang pelaksanaan pemilihan presiden yang sebelumnya dilaksanakan pada 9 Januari 2014 di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Rapat di PTIK kala itu digelar secara tertutup tanpa liputan media. (Baca: Jenderal Moeldoko Tegaskan TNI Netral dalam Pemilu)
Dalam rapat ini, SBY kembali menekankan peranan TNI-Polri dalam dinamika politik sehingga dapat bertindak dengan tepat. SBY mengulangi perintahnya agar TNI-Polri mengambil peranan khusus sebagai penjaga keamanan sehingga pemilihan presiden terlaksana dengan lancar dan damai. TNI-Polri juga diminta bersikap netral baik secara institusi maupun pribadi. (Baca: Prabowo Capres, KSAD: Kami Tetap Netral)
"Jangan dirusak. TNI-Polri sudah berhasil netral di Pemilu 2009 dan pileg 2014," katanya. Ihwal instruksinya agar rapat koordinasi digelar secara terbuka, SBY menyatakan dia tak mau dinilai masyarakat mempengaruhi TNI-Polri dalam pemilu mendatang. Acara yang terbuka juga sejalan dengan semangat transparansi dan akuntabilitas yang selalu digadang-gadang pemerintahannya. (Baca: Kepolisian: Pengamanan Pileg Telan Rp 900 Miliar)
Meski demikian, menurut dia, pasti akan ada kelompok yang menuding TNI-Polri tak netral karena tak puas terhadap hasil pemilu. Hal ini dinilai wajar, terutama jika datang dari kelompok yang kalah dalam pemungutan suara. "Apa pun hasil pileg atau pilpres, netralitas harus tetap dijaga," kata SBY.
FRANSISCO ROSARIANS
Terpopuler
Jokowi Ubah Gaya demi Raih Suara
Jaringan Perempuan Protes Demonstrasi Lempar Bra
Kasus Haji, PPATK: Rekening Anggito Mencurigakan