Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mangrove dan Terumbu Rusak, Nelayan Merugi  

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Ilustrasi nelayan. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Ilustrasi nelayan. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil tangkapan nelayan di Sendang Biru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, anjlok hingga separuh lebih. Kerusakan habitat terumbu karang dan hutan mangrove dianggap sebagai penyebab utama berkurangnya tangkapan ikan. "Terumbu karang dan mangrove di sini rusak parah," kata salah seorang nelayan, Sri Siswati, Senin, 2 Juni 2014.

Sebelumnya, nelayan berhasil menangkap sekitar 70 ikan tuna berbobot 45-70 kilogram per ekor setiap hari. Sekarang tangkapan hanya separuhnya. Sedangkan jika menangkap ke tengah laut, dibutuhkan bahan bakar lebih banyak dan perahu lebih besar.

Walhasil, pendapatan para nelayan terus menurun. Kini mereka khawatir kerusakan habitat terumbu karang bakal mengancam kelangsungan hidup para nelayan. Karena itu, masyarakat setempat berpatroli untuk mencegah pencurian dan kerusakan terumbu karang. Juga perusakan hutan mangrove.

Sekitar 75 persen terumbu karang di Kabupaten Malang rusak akibat ulah manusia. Terumbu karang rusak lantaran nelayan menangkap ikan dengan bom atau racun. Selain itu, kerusakan juga disebabkan oleh eksploitasi terumbu karang secara berlebihan dan juga pencurian karang.

"Terumbu karang rusak karena penangkapan ikan dengan bom, racun, dan pencurian terumbu karang," kata Kepala Seksi Sumber Daya Laut dan Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang, Agung Revolusi Cahyanto. Terumbu karang terhampar sepanjang 160 kilometer di garis pantai yang meliputi enam kecamatan, yakni Donomulyo, Sumbermanjing Wetan, Ampelgading, Gedangan, Bantur, dan Tirtoyudo.

Sedangkan hutan mangrove rusak lantaran penggundulan hutan di sepanjang pesisir selatan Kabupaten Malang. Dampaknya, terjadi erosi. Lapisan tanah pun menutup hutan mangrove dan terumbu karang. Selain itu, mangrove dibabat untuk dijadikan kayu bakar dan arang. Sekitar 53 persen dari 340 hektare hutan mangrove rusak berat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Padahal hutan mangrove yang tumbuh di pesisir pantai berfungsi mencegah abrasi serta menjadi habitat biota laut, termasuk aneka jenis ikan. Untuk memulihkan hutan mangrove, Pemerintah Kabupaten Malang bersama petani melakukan penanaman bibit. Pada tahun ini ditanam 35 ribu bibit mangrove di Tamban, Pujiharjo, dan Ngliyep.

EKO WIDIANTO

Berita Terpopuler:
Sultan Didesak Agar Tegas Selesaikan Intoleransi di DIY

3 Hal Tak Bisa Dilakukan Ahok sebagai Plt Gubernur 

Kasus Haji, PPATK: Rekening Anggito Mencurigakan 

Penghargaan Pluralisme Sultan Didesak untuk Dicabut  



Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

5 jam lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

1 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

7 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

11 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

19 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

28 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

31 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

31 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

31 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.


Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

33 hari lalu

Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin meninjau daerah yang terdampak gelombang tinggi dan angin kencang di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). ANTARA/HO-Diskominfo Garut
Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

Angin kencang dan gelombang laut tinggi mengakibatkan sejumlah nelayan Garut, Jawa Barat, tak bisa melaut. Karena dinilai dapat membahayakan jiwa.