TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat sejauh ini menyatakan netral dalam pemilu presiden 9 Juli mendatang. Namun dukungan para peserta konvensi yang diselenggarakan Demokrat justru terbelah.
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan, Ali Masykur Musa, misalnya, mengatakan dia menjadi anggota Dewan Pakar Tim Pemenangan Prabowo-Hatta. Alasannya, ada kecocokan dengan visi-misi calon presiden dan wakil presiden yang disokong koalisi partai pimpinan Partai Gerindra ini. “Komitmen kebangsaan mereka cocok dengan saya,” kata Ali saat dihubungi, Selasa, 3 Juni 2014.
Peserta konvensi lain yang bergabung dengan Prabowo adalah Marzuki Alie dan Pramono Edhie Wibowo. Marzuki beralasan berasal dari satu daerah dengan Hatta Rajasa, yaitu Sumatera Selatan. Menurut dia, masyarakat Palembang akan bertanya-tanya jika dia tak mendukung kawannya itu. “Apa kata dunia?” kata Marzuki Alie. Sedangkan Pramono Edhie memilih Prabowo setelah bekas Danjen Kopassus itu memaparkan visi-misi di depan kader Demokrat.
Anies Baswedan dan Dahlan Iskan justru berada di kubu yang berseberangan. Anies, Rektor Universitas Paramadina, menjadi juru bicara tim pemenangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Dia mengatakan Indonesia membutuhkan pemimpin yang baru. Dia melihat dalam tim penyokong pasangan calon presiden dan wakil presiden lain berjejer pimpinan partai yang sudah mengelola pemerintahan selama 15 tahun seusai reformasi. “Saya rasa kesempatan mereka sudah cukup,” kata Anies.
Adapun Dahlan mengatakan akan mengerahkan 8.000 Relawan Demi Indonesia (DI), pendukungnya saat mengikuti konvensi, untuk mendukung pasangan Jokowi-Kalla. Kongres Relawan DI bersepakat memenangkan Jokowi dan Jusuf Kalla. Namun pemenang konvensi Demokrat ini tak akan mempermasalahkan jika ada relawannya yang tak menggunakan hak pilih atau malah mendukung calon lain.
Namun ada pula peserta konvensi yang memilih netral. Mereka adalah Endriatono Sutarto, Dino Patti Djalal, Irman Gusman, dan Gita Wirjawan. “Tak usah merapat-rapat, Jakarta sudah panas,” kata Endriartono, Jumat, 30 Mei 2014. Dia mengaku lelah setelah mengikuti konvensi sehingga memilih netral.
Sedangkan Irman Gusman memilih netral karena masih menjabat Ketua Dewan Perwakilan Daerah. Posisi netral juga dipilih oleh Dino Patti. Bekas Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat ini memilih tak berpolitik meskipun tetap akan menggunakan hak pilihnya. Gita Wirjawan juga sejauh ini belum menentukan sikap resmi apakah bakal mendukung Prabowo atau Jokowi.
WAYAN AGUS PURNOMO
Berita Terpopuler:
Diduga Mencurigakan, Ini Isi 14 Rekening Anggito
Kasus Haji, PPATK: Rekening Anggito Mencurigakan
Ahok Marah-marah Saat Ditanya Kasus PAM Jaya
SBY: 2004, TNI-Polri Tak Netral
Avanza Luxury Tawarkan Kemewahan