TEMPO.CO, Jakarta - Ketua tim pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Tjahjo Kumolo, memastikan timnya tak akan sembarangan menerima dana sumbangan kampanye. Meski telah membuka rekening untuk umum, tim tetap akan selektif. "Kalau ada yang tidak jelas, uang itu akan kami kembalikan ke kas negara," kata Tjahjo saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, 2 Juni 2014.
Menurut Tjahjo, tim akan selalu memantau setiap sumbangan yang masuk dalam rekening relawan yang sudah dipublikasikan. Bila ada nominal sumbangan yang besar, tim akan segera mengecek ke bank asal sumbangan tersebut. "Kalau ada sumbangan besar, akan kami kejar." (Baca:KPK Sebut Jokowi Boleh Terima Sumbangan Kampanye)
Tim, kata Tjahjo, akan terus memastikan semua sumbangan yang masuk tak melanggar batas yang diatur undang-undang. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012, batas sumbangan maksimal dari perseorangan sebesar Rp 1 miliar, sedangkan dari perusahaan dan kelompok sebesar Rp 5 miliar. "Kalau sekarang kan sumbangannya kecil-kecil, ada yang nyumbang Rp 500 ribu dan banyak Rp 100 ribu."
Tim Jokowi-JK sudah membuka rekening untuk menerima sumbangan relawan sejak pekan lalu. Badan Pengawas Pemilu sudah memperkenankan pembukaan rekening ini asalkan dapat dipertanggungjawabkan. Pembukaan rekening itu juga sudah mendapat restu Komisi Pemberantasan Korupsi. (Baca:Bawaslu Jokowi Boleh Terima Sumbangan Kampanye)
Hingga kemarin, sumbangan untuk Jokowi-Jusuf Kalla yang masuk dari tiga rekening--BRI, BCA, dan Mandiri--sudah mencapai Rp 2 miliar. Tjahjo memastikan tim akan bersikap terbuka dan mengelola sumbangan kampanye itu dengan transparan dan akuntabel. (Baca: Hashim Cukongi Jokowi Dinilai Bukan Kampanye Hitam)
IRA GUSLINA SUFA
Terpopuler:
SBY: 2004, TNI-Polri Tak Netral
Lima Parpol di Pacitan Dukung Jokowi-JK
KPK Cegah Teman Dekat Ibas Yudhoyono
PDIP: Tak Ada Perwira TNI di Tim Sukses Jokowi