TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun terang-terangan mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan meminta anak buahnya tak mengikuti jejaknya. Dia mengimbau jajaran Kementerian BUMN dan direksi BUMN untuk netral. "Tidak usah heboh, saat pemilu coblos saja sesuai pilihan," kata Dahlan di Kementerian BUMN, Selasa, 3 Juni 2014.
Dahlan mengatakan deklarasi dukungan terhadap Jokowi tak berarti perintah untuk mengikuti jejaknya. "Seperti saat pemilihan legislatif, meski saya mengikuti konvensi, tapi kan saya bisa memisahkan urusan itu," katanya. (Baca pula: Masuk Tim Jokowi, Dahlan Ajukan Izin ke SBY).
Menurut Dahlan, keterlibatannya sebagai pendukung Jokowi membuat ia menerima banyak surat elektronik yang menyatakan kebebasan dari tekanan politik. "Mereka bilang pertama kalinya BUMN tenang saat pemilu karena tidak ada tekanan dari atas," katanya.
Dia juga membantah keterlibatannya membuat dia tidak fokus menjadi menteri dan sibuk melakukan manuver politik. "Setelah deklarasi yang bergerak relawan, bukan saya, seperti masa konvensi," kata Dahlan. Pada masa konvensi, katanya, dia tak pernah hadir saat hari kerja. Waktu untuk konvensi hanya pada akhir pekan.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyindir para menteri yang sibuk dengan urusan politik. Ia bahkan meminta menteri-menteri itu mundur. "Kalau memang tidak bisa lagi urus kementerian, saya persilakan mengundurkan diri," katanya. Soal sindiran itu, Dahlan enggan memberikan pendapat. "Masak saya mengomentari presiden, saya ini kan menteri," katanya. (Baca: SBY Desak Menteri yang Jadi Tim Sukses Mundur)
ANANDA PUTRI
Berita Utama
PDIP Tuding Duit Hashim untuk Iklan Prabowo
KPK Cegah Teman Dekat Ibas Yudhoyono
Hashim: Prabowo Temperamental, tapi...