TEMPO.CO, Jakarta - Hasil penelitian perusahaan farmasi PT Mercks Tbk teranyar menyatakan separuh warga perkotaan yang berusia di atas 30 tahun mengalami gejala neuropati atau kerusakan pada saraf tepi. Riset dilakukan Mercks pada tahun ini terhadap 900 warga kota besar, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, dan Palembang.
Menurut Manajer Merek Mercks Indra Wijaya, hasil riset menunjukkan neuropati mulai menyerang orang dengan umur lebih muda. Padahal biasanya penyakit itu mendera mereka yang berusia tua. "Satu dari empat orang responden merasakan gejala neuropati pertama pada usia 26-30 tahun," katanya di Jakarta, Kamis, 5 Juni 2014.
Ternyata, kebanyakan penyebab neuropati yakni kebiasaan responden melakukan aktivitas dengan gerakan berulang. Misalnya mengetik dengan gadget--seperti telepon seluler dan sabak digital--, mengendarai motor dan mobil, duduk dalam waktu lama (lima-tujuh jam), menggunakan sepatu hak tinggi, serta melakukan aktivitas rutin harian seperti mencuci, memasak, dan menyapu. (Lihat juga : Lima Bahaya Gadget)
Mereka yang sehari-hari terbiasa melakukan aktivitas tersebut biasanya mengeluhkan gejala neuropati, yakni kesemutan, kaki kaku, kram, dan kebas pada kaki dan tangan. Menurut dokter spesialis syaraf, Manfaluthy Hakim, jika tidak segera ditangani, gejala tersebut bisa menyebabkan kelumpuhan dan impotensi.
Manfaluthy mengimbau masyarakat agar mencegah neuropati sedari dini. Yaitu dengan memperbanyak konsumsi sayuran dan biji-bijian yang mengandung vitamin B serta suplemen neurotoprik. Sedangkan mereka yang bekerja kantoran disarankan beristirahat setiap satu-dua jam untuk melakukan peregangan. "Sekitar satu-dua menit peregangan tak masalah, yang penting syaraf tidak terjepit ataupun kaku," ujarnya.
ISMA SAVITRI