TEMPO.CO, Beirut - Letusan kembang api menjadi penanda perayaan terpilihnya kembali Bashar al-Assad menjadi Presiden Suriah dalam pemilihan presiden yang digelar Selasa, 3 Juni lalu. Assad dipastikan menang berdasarkan hasil penghitungan resmi yang keluar sehari setelah pemilihan dengan perolehan 88,7 persen suara. (Baca: Pemilihan Presiden Suriah, Assad Menang Mutlak)
Hasil penghitungan suara tersebut banyak diragukan karena tidak adanya tim pemantau independen sehingga tak ada yang bisa memverifikasi. Meskipun demikian, Assad tetap akan melanjutkan pemerintahan tujuh tahunnya yang ketiga di Suriah. Berbeda dengan sebelumnya, kini dia harus menghadapi perang saudara, yang masih berlangsung menyusul protes terhadap pemerintahannya.
Dalam kunjungan mendadak ke Beirut, ibu kota Libanon, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John F. Kerry menyatakan pemilihan umum Suriah tidak berarti apa pun dan tidak berdampak bagi kebijakan pemerintah Amerika Serikat.
“Pemilu itu seperti bukan pemilu. Nol besar,” kata Kerry seperti dilansir The Washington Post, Kamis, 5 Juni 2014. Dia mencatat, banyak daerah di Suriah yang tidak melangsungkan pemilihan karena berada di bawah kendali pemberontak, yang berarti oposisi tidak diperkenankan berpartisipasi.
“Tidak ada yang berubah antara hari sebelum pemilu dan hari setelahnya,” ujarnya.
Namun Kerry mengatakan dalam konferensi persnya bahwa Amerika Serikat tetap melanjutkan dukungan solusi politiknya untuk krisis Suriah, sekaligus memberikan bantuan kemanusiaan baru sebesar US$ 290 juta (sekitar Rp 3,43 miliar). Amerika Serikat merupakan pemberi sumbangan kemanusiaan tunggal yang terbesar bagi Suriah. (Baca: Amerika Akui Warganya Jihadis Suriah)
Bashar al-Assad berhasil mengumpulkan 10,3 juta suara, mengungguli dua pesaingnya, Hassan al-Nouri dan Maher Hajjar, yang masing-masing hanya memperoleh 4,3 persen dan 3,2 persen suara. “Saya menyatakan kemenangan Bashar Hafez al-Assad sebagai Presiden Suriah dengan suara mayoritas,” kata Ketua Parlemen Suriah Muhammad al-Laham dalam pidato di televisi dari kantor parlemen, Rabu lalu.
Sebelumya, Mahkamah Konstitusi Suriah mengatakan, dalam pemilihan presiden, jumlah warga yang datang memberikan suara mencapai 73,42 persen. Setelah hasil resmi dirilis, warga Suriah di Damaskus merayakan kemenangan Bashar dengan bersorak dan bernyanyi.
THE WASHINGTON POST | REUTERS | ROSALINA
Terpopuler
Putri Jepang Lepas Gelar Demi Nikahi Pria Biasa
Kuburan 796 Anak Ditemukan di Septic Tank Gereja
Menteri Suswono Sebut Dua Kader PKS Terima Duit