TEMPO.CO, Jakarta - Sifat kaku yang ditunjukkan calon presiden dari poros koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, saat menghadiri Deklarasi Kampanye Damai dan Brintegritas di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa malam, 3 Juni 2014, menunjukkan ketidaknyamanan Jokowi terhadap hal seremonial.
Hal tersebut disampaikan oleh anggota DPR Komisi VI, Aria Bima, saat dihubungi Tempo, Kamis 5 Juni 2014. Aria menyatakan bahwa ia melihat gestur kaku yang ditunjukkan Jokowi memperlihatkan respon Jokowi terhadap acara yang ia hadiri. "Saya melihat ada sesuatu dan itu sangat manusiawi," kata Aria. (Baca:Deklarasi Damai Pidato Jokowi Tak Sebut Prabowo)
Acara deklarasi kampanye damai dinilainya hanya sebatas seremonial belaka yang tidak dapat dicerminkan dalam kondisi sesungguhnya. "KPU, Banwaslu, ngomong soal ideal. Tapi fakta yang dilihat di luar adalah arena kampanye yang sebaliknya, kampanye hitam yang langsung menyerang Jokowi," kata Aria lagi. (Baca:Mengapa Jokowi Kaku di Depan Prabowo)
Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini, tidak ada yang namanya kampanye damai dalam arti sesungguhnya yang ditemui Jokowi di lapangan. mestinya, kampanye damai bisa berjalan jika memang faktanya tidak ada tekanan dan intimidasi, "Tapi beberapa waktu lalu di Jogja dan Bantul hal semacam itu sudah ada," ujar Aria. (Baca:Sikap Jokowi Bertemu Prabowo di Deklarasi Damai)
AISHA SHAIDRA
Terpopuler:
Putri Jepang Lepas Gelar Demi Nikahi Pria Biasa
Kuburan 796 Anak Ditemukan di Septic Tank Gereja
Menteri Suswono Sebut Dua Kader PKS Terima Duit
Penyerang Umat Katolik Bawa Samurai dan Penyetrum