TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Keinginan Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk meraih Adipura pada 2014 ini pupus sudah. Gagalnya kota perpenduduk 1,3 juta jiwa hasil pemekaran Kabupaten Tangerang itu meraih penghargaan bergengsi dalam kebersihan dan pengelolaan lingkungan perkotaan dari Kementerian Lingkungan Hidup diduga gara-gara sampah yang belum tertangani secara maksimal. "Masih banyak penumpukan sampah di pasar-pasar tradisional dan beberapa akses jalan utama," ujar Kepala Badan Lingkungan Hidup Tangerang Selatan Rahmat Sahlan, Jumat, 6 Juni 2014. (Baca: Hanya 20 Persen Sampah Tangerang Selatan Terangkut)
Menurut Rahmat, belum tertanganinya sampah di titik-titik lokasi pasar tersebut antara lain karena belum diserahkannya aset tak bergerak dari Pemerintah Kabupaten Tangerang kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan. "Itulah alasan dan sebabnya kami kesulitan dalam mengelola dan menangani sampah," ujarnya. Apalagi penilaian Adipura tahun ini lebih ketat dan independen ketimbang pada tahun sebelumnya.
Tak adanya tempat pembuangan sampah membuat Tangerang Selatan kelimpungan menangani sampah. Berbulan-bulan sampah menumpuk di sudut hingga tengah kota itu. (Baca: Pengamat: Tangerang Selatan Perlu Adopsi Teknologi Sampah)
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengatakan kegagalan ini harus dijadikan pembelajaran sekaligus pemacu untuk Adipura tahun depan. "Ini sekaligus menjadi koreksi untuk program serupa berikutnya," kata Airin. Ia menegaskan bahwa Adipura bukan cuma soal kebersihan, tapi juga lingkungan. "Saya mengajak masyarakat untuk menjaga dan melestarikan situ, karena kondisi sembilan situ kini kondisinya semakin kritis," ujar Airin.
JONIANSYAH
Berita Terpopuler:
Menteri Suswono Sebut Dua Kader PKS Terima Duit
Penyerang Umat Katolik Bawa Samurai dan Penyetrum
10 Fakta Unik tentang Yakuza
Yakuza Rekrut Anggota Secara Online