TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia Satria Hamid memperkirakan pendapatan perusahaan retail menjelang bulan Ramadan dan hari Lebaran tahun ini akan naik hingga 50 persen. Apalagi lebaran tahun ini bertepatan dengan libur panjang.
Karena Lebaran merupakan salah satu puncak peningkatan permintaan masyarakat dalam siklus tahunan ini, menurut dia, banyak peretail yang memanfaatkan momentum tersebut dengan menggenjot penjualannya. “Paling tinggi Lebaran, Tahun Baru, dan Natal, kemudian Tahun Baru Cina,” kata Satria saat dihubungi, Kamis, 5 Juni 2014. (Baca: Jelang Ramadan, Harga Enam Komoditas Ini Naik)
Untuk kenaikan permintaan pada momen Lebaran, kata Satria, para pedagang sudah mengantisipasinya dengan meningkatkan stok hingga 50 persen dari kebutuhan biasanya. Produk yang digenjot pasokannya di antaranya adalah barang konsumsi untuk puasa, seperti sirup, makanan ringan, dan kurma. “Bahkan pasokan kurma impor meningkat 50 persen menjelang puasa.”
Sebelumnya, pemerintah telah meminta para pengusaha retail untuk mengantisipasi kenaikan permintaan bahan pokok selama bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri. “Antisipasinya dengan menambah stok hingga 30 persen,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi beberapa waktu lalu. (Baca: Pemerintah Mengerem Lonjakan Harga Daging Ayam)
Ia mengatakan penambahan stok produk tahan lama, seperti makanan olahan, produk garmen, dan fashion, bisa dilakukan dua bulan sebelum Lebaran. Namun untuk produk segar, seperti daging ayam, daging sapi, dan produk hortikultura, penambahan stok dilakukan dua minggu sebelum Ramadan.
FAIZ NASHRILLAH | UKKY PRIMARTANTYO
Berita terpopuler:
Bea-Cukai Tangkap Kapal Penyelundup Minyak
Juni, Jaringan Hotel Accor Luncurkan 4 Hotel Baru