TEMPO.CO, Malang - Bupati Malang Rendra Kresna akan mencopot Kepala SMP Negeri 1 Tajinan bila terbukti aksi pengeroyokan yang mengakibatkan tewasnya seorang murid terjadi di lingkungan sekolahnya. "Saya pastikan langsung mencopot kepala sekolahnya bila terbukti pengeroyokan itu terjadi di dalam sekolah. Pembuktiannya berdasarkan hasil pemeriksaan oleh inspektorat dan polisi," kata Rendra, Minggu, 8 Juni 2014.
Rabu, 4 Juni, Muhammad Andi Nur Fahmi, murid kelas VIIIF, tewas setelah dikeroyok 14 temannya. Polisi langsung menetapkan 14 siswa itu sebagai tersangka selang sehari kemudian. Rendra mengaku memperoleh informasi dari anak buahnya bahwa diduga kuat peristiwa pengeroyokan itu terjadi di lingkungan sekolah dan berlangsung saat jam belajar belum berakhir. Namun petugas keamanan sekolah hanya mendiamkan pengeroyokan itu. Pengeroyokan baru berhenti setelah warga turun tangan untuk melerai. (Baca juga: Keroyok Rekan Hingga Tewas, 14 Siswa Tersangka)
Kejadian itu membuat Rendra prihatin, malu, dan marah karena dunia pendidikan Kabupaten Malang tercoreng. "Sekolah bertanggung jawab penuh terhadap semua proses kegiatan belajar-mengajar serta aktivitas seluruh muridnya. Tidak mungkin kepala sekolah dan guru-guru di sana tidak tahu bila peristiwa itu terjadi saat jam sekolah masih aktif," kata Rendra.
Namun, kemarin, Kepala SMP Negeri 1 Tajinan Mahmud Asyari membantah. Menurut dia, peristiwa pengeroyokan itu terjadi di luar sekolah dan setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir. Jadi, menurut Mahmud, sekolah tidak harus sepenuhnya bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. "Kalau memang ada pengeroyokan (di sekolah), tentu kami akan melerainya," tutur Mahmud. (Baca juga: Ibu Korban, Sebelum Tewas Andi Mengaku Dikeroyok)
Selain menyangkal, Mahmud juga menyesalkan penanganan korban oleh pihak Rumah Sakit Panti Nirmala. Rumah sakit di Kota Malang ini dianggap lambat memberi pertolongan sehingga Andi meninggal pada Rabu petang. Andi dimakamkan pada Kamis pagi di Tempat Pemakaman Umum Sumbertangkil, Tajinan. "Andi kurang cepat ditangani karena pihak rumah sakit minta biaya operasi Rp 40 juta. Keluarga Andi tak ada duit, makanya operasi tak bisa segera dilakukan," kata Mahmud.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Wahyu Hidayat menyatakan Kepala dan empat guru SMP Negeri 1 Tajinan akan diperiksa pada Selasa, 10 Juni 2014, sesuai dengan permintaan mereka sendiri. Polisi sebenarnya akan memeriksa mereka pada Jumat kemarin.
ABDI PURMONO
Terpopuler
Jokowi-JK Pertahankan Anggota Tim Sukses Terlibat Korupsi
NU Solo Kebanjiran Pertanyaan tentang Agama Jokowi
Jokowi Sindir Prabowo untuk Mempertegas Perbedaan
WNA Tiduri Gadis di Bali Rusak Citra Indonesia
Madrid Tawar Vidal Rp 963 Miliar
Kementerian Pariwisata Usut WNA Tiduri Gadis di Bali
Besok Festival Marketing Dibuka di Balikpapan
Sarang Lebah Diteliti untuk Mengobati HIV/AIDS