TEMPO.CO, Makassar - Ratusan pegawai lingkup Pemerintah Kota Makassar tidak hadir menjalani tes urine di kantor Balai Kota yang dilakukan Badan Narkotika Makassar dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulawesi Selatan. Pemeriksaan air seni itu menyusul tertangkapnya Lurah Tamangapa, Kecamatan Manggala, Syarifuddin A.P. yang sedang berpesta narkoba beberapa waktu lalu.
"Kami akan panggil ulang lagi pegawai yang tak hadir tes urine. Kemungkinan mereka tidak hadir karena memang berhalangan," kata Kepala Badan Narkotika Kota Makassar, Andi Ulang Gippyng Lantara, seusai menggelar tes urine, Senin, 9 Juni 2014.
Sesuai rencana, tes urine harusnya dilakukan secara mendadak. Namun rencana tersebut lebih dulu bocor dan diketahui pegawai. Menurut Gippyng, rencananya ada 868 pegawai yang akan menjalani pemeriksaan urine. Namun hanya 500 orang yang mengikuti dan 368 orang lainnya kabur dengan alasan dinas kerja.
Pemeriksaan urine juga dilakukan kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto dan Syamsu Rizal. Pengambilan urine juga dilakukan kepada pegawai eselon II hingga IV. "Tes urine melibatkan TNI, kemudian BNP (Badan Narkotika Propinsi) Sulsel yang menyiapkan alat dan tim medisnya," jelasnya.
Dia menjelaskan hasil tes urine akan diketahui dalam waktu dekat dari BNP Sulsel. Hasil pemeriksaannya akan diberikan ke Wali Kota, Ramdhan. Pegawai yang terindikasi menggunakan narkoba, akan diserahkan ke BNP untuk direhabilitasi. Gippyng menambahkan, jenis barang haram yang kerap digunakan masyarakat yakni sabu, ganja, morfin, dan apotasegin. "Kita tidak tahu kapan hasilnya diumumkan. BNP akan menyerahkan hasilnya ke Pak wali kota," ucapnya.
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, mengatakan tes urine sengaja dilakukan mendadak. Selama proses pemeriksaan berlangsung, Danny-sapaan Ramdhan Pomanto memerintahkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) berjaga-jaga di semua pintu keluar di gedung Balai Kota. "Kebetulan semua SKPD berkumpul, maka kita lakukan tes urine dulu. Kalau ada pegawai terbukti menggunakan akan dipecat," katanya.
DIDIT HARIYADI
Terpopuler
Warga Heboh Saksikan Meteor di Langit Jabodetabek
Lukisan Buaya Djoko Pekik Dibanderol Rp 6 Miliar
Nurul: Keaslian Dokumen Pemecatan Prabowo Diragukan