TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 20 dari 23 guru Jakarta International School dideportasi Kantor Imigrasi Jakarta Selatan. Untuk mengklarifikasi pendeportasian sekaligus mengetahui aktivitas belajar-mengajar, pagi ini Tempo mendatangi JIS di Jalan Terogong, Pondok Indah, Jakarta Selatan. (Baca: 20 Guru Dideportasi, Pengamanan JIS Ketat)
Namun pihak keamanan di gerbang sekolah melarang Tempo masuk dengan alasan belum memperoleh izin dari manajemen JIS. Tempo lantas berkomunikasi dengan juru bicara JIS, Daniarti Wusono, melalui pesan elektronik. Daniarti mengizinkan, tapi Tempo harus mengajukan permohonan melalui e-mail.
"Kalau mau izin masuk, mohon e-mail dulu," ujar Daniarti. Daniarti pun berjanji menjawab pertanyaan Tempo melalui pesan elektronik tersebut. "Sudah kami terima, mohon tunggu jawabannya," ujar Daniarti. Sekitar 40 menit setelah Tempo mengirimkan surat elektronik itu, Daniarti belum dapat memastikan apakah Tempo diperkenankan untuk masuk.
Tak lama kemudian, Daniarti menjawab pertanyaan Tempo. Namun, bukan izin masuk ke sekolah, dia malah mengirim dengan undangan klarifikasi kepada wartawan yang akan dilakukan siang ini. "Kami mengundang rekan-rekan untuk hadir pada acara jumpa pers terkait dengan rencana deportasi guru JIS. Acara dilakukan Senin pukul 12.30 WIB di ASEAN Room 4-5 Hotel Sultan. Hadir Kepsek JIS beserta kuasa hukum Harry Pontoh," kata Daniarti.
Sebelumnya Imigrasi Jakarta Selatan menunda pendeportasian 3 dari 23 guru JIS yang diduga terlibat dalam pelecehan seksual sodomi terhadap siswa Taman Kanak-kanak JIS, Jakarta Selatan. Sedangkan 20 guru lainnya tetap dideportasi dan dipulangkan sejak Jumat, 6 Juni 2014. (Baca: Akan Diperiksa, Tiga Guru JIS Batal Dideportasi)
Kepala Seksi Pengawasan Imigrasi Jakarta Selatan Anggi Wicaksono mengatakan pemulangan dilakukan meskipun izin tinggal guru-guru tersebut masih berlaku hingga bulan depan. Alasannya, para guru tersebut didepak paksa karena melakukan pelanggaran izin mengajar.
"Misalnya, ada yang harusnya mengajar mata pelajaran tertentu, tapi mengajar mata pelajaran lain," ujar Anggi. Itu menjadi alasan utama Kantor Imigrasi memulangkan mereka ke daerah asalnya. (Baca: Imigrasi Segera Deportasi Guru TK JIS)
AFRILIA SURYANIS