TEMPO.CO, Kupang - PT Indonesia Ferry mengalami kerugian Rp 800 juta akibat penutupan Pelabuhan Bolok, Nusa Tenggara Timur (NTT), selama tiga hari. Penutupan itu terkait dengan gelombang setinggi 5 meter dan angin kencang. Pengiriman bahan bangunan dan sembako pun terpaksa dibatalkan.
"Dalam sehari kerugian mencapai Rp 200 juta," kata Supervisor PT Indonesia Ferry Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Kupang Hermin Welkis, Selasa, 10 Juni 2014.
Penumpang pun terpaksa mengurungkan niat untuk menyeberang. Bahkan sebanyak 45 truk terpaksa diparkir di Terminal Pelabuhan Bolok tersebut. Dia menjelaskan pihaknya terpaksa menutup pelayanan sebab cuaca yang tidak bersahabat. (Baca: Gelombang Tinggi, Izin Berlayar Ditunda)
Pihak manajemen pelabuhan akan kembali membuka pelayanan pada Rabu, 11 Juni 2014. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca buruk akan mereda. Tinggi gelombang air akan turun dari 5 meter menjadi 2,5 meter.
"Seharusnya penumpang membeludak saat musim seperti ini karena musim tahun ajaran baru. Rencananya besok ada dua kapal dengan tujuan Kupang-Rote dan Sabu akan berlayar," ia menjelaskan.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG di El Tari Kupang, Syaiful Hadi, menjelaskan gelombang tinggi dan angin kencang akan kembali melanda NTT, terutama di Selat Ombai, Laut Sawu bagian timur, perairan Kupang hingga Rote, Samudra Hindia selatan NTT, Laut Timor, dan Laut Flores.
YOHANES SEO
Terpopuler
Jokowi: Wiji Thukul Harus Ditemukan
Polisi: Pemerkosaan Mahasiswa Malaysia Rekayasa
Takmir Masjid Sesalkan Isi Pengajian Jafar Umar