TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan rasa ketidaksukaannya terhadap sejumlah pendapat yang menilai pemerintahannya tak mendukung pemberantasan korupsi. Ia mengklaim selama sepuluh tahun ini dirinya telah melakukan banyak hal sehingga terjadi peningkatan pemberantasan korupsi.
"Kalau dibilang belum bisa memberantas korupsi, saya terima. Tetapi kalau SBY tak serius memberantas korupsi, saya tak bisa terima," kata SBY, Selasa, 10 Juni 2014.
SBY merasa tersinggung berkembangnya pendapat bahwa ia tidak mendukung pemberantasan korupsi menjelang akhir masa jabatannya sebagai presiden. Ia hanya mengklaim pemerintahannya memang masih meninggalkan tugas tak selesai untuk pemerintahan selanjutnya. "Saya mohon maaf kalau ada yang belum rampung," kata SBY. (Baca: Berantas Korupsi, SBY: Indonesia Butuh 35 Tahun)
Ia menyatakan selama sepuluh tahun masa pemerintahannya pemberantasan korupsi sudah lebih agresif, tak pandang bulu, dan terus meningkat. Indonesia sendiri, menurut dia, masuk sebagai sebelas negara yang memiliki kenaikan indeks persepsi korupsinya sangat besar.
Akan tetapi, dalam kurun waktu itu juga, praktek korupsi masih masif terjadi di setiap tingkat pemerintahan dan lembaga. Kekuasaan di eksekutif, legislatif, dan yudikatif sebagai pelaksana mandat demokrasi justru menjadi godaan besar untuk melakukan korupsi.
Hal ini juga mempengaruhi perkembangan ekonomi bangsa. Menurut SBY, jika tingkat korupsi mampu ditekan atau diberantas, maka perkembangan ekonomi Indonesia akan mencapai peringkat sembilan atau delapan karena memiliki potensi besar. (Baca: KPK Minta Capres Buat Kontrak Politik Berantas Korupsi)
FRANSISCO ROSARIANS
Terpopuler:
Valid, Surat Rekomendasi Pemecatan Prabowo
Jawab Roy Suryo via BBM, Ahok: Bro Kenapa Somasi?
Takmir Masjid Sesalkan Isi Pengajian Jafar Umar
Debat Capres Masih Gunakan Strategi 5-3-2
Ahok Mulai Blusukan ala Jokowi