TEMPO.CO, Tuban - Karyawan Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban, Jawa Timur, akan mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Senin pekan depan, 16 Juni 2014. Karyawan yang didukung Serikat Pekerja TPPI (SP-TPPI) ini mengaku menemukan dugaan penyimpangan di kilang minyak beraset triliunan rupiah itu. Selain ke KPK, karyawan juga akan menggelar unjuk rasa ke Kementerian Keuangan serta mengadu ke Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Ketua SP-TPPI Tuban, Suhariyadi, mengatakan telah merumuskan sejumlah masalah yang akan dibawa ke Jakarta. Aksi ke Jakarta tersebut, kata dia, bakal diikuti sekitar 150 karyawan dengan naik lima bus. Agenda utamanya yaitu menyerahkan dokumen dugaan penyimpangan di TPPI ke KPK, yang menurutnya, bernilai lebih dari Rp 1 triliun. "Mungkin ini kasus dugaan korupsi terbesar," ujarnya, Selasa, 10 Juni 2014.
Rencana ke Jakarta ini, kata Suhariyadi, merupakan tindak lanjut dari unjuk rasa di DPRD Tuban, Senin, 9 Juni 2014. Dalam aksi itu karyawan meminta pemerintah pusat menyelamatkan aset negara pascajatuh tempo tolling agreement (kerja sama pengelolaan) antara PT TPPI dan Pertamina yang ditandai berhentinya kegiatan operasi kilang terhitung 20 Mei 2014. (Baca juga: Kilang TPPI Akan Tutup, 700 Karyawan Resah)
Menurut Suhariyadi, hingga kini belum ada kepastian soal pemulihan kilang TPPI, termasuk kapan para karyawan yang berjumlah 703 orang (423 orang tetap dan 280 karyawan kontrak) ini akan kembali bekerja. Kendati setop berproduksi, para karyawan tetap datang ke kantor TPPI di Desa Remen, Tasikhardjo, Kecamatan Jenu, Tuban.
Juru bicara TPPI Tuban, Tinoto, mengatakan TPPI tidak dapat berbuat banyak setelah setop operasi. Ia membenarkan bahwa perwakilan karyawan akan mencari kejelasan nasib mereka selanjutnya ke Jakarta. "Kami mendukung yang terbaik," kata Tinoto.
SUJATMIKO
Terpopuler
Valid, Surat Rekomendasi Pemecatan Prabowo
Jawab Roy Suryo via BBM, Ahok: Bro Kenapa Somasi?
Jokowi: Wiji Thukul Harus Ditemukan
Takmir Masjid Sesalkan Isi Pengajian Jafar Umar
Polisi: Pemerkosaan Mahasiswa Malaysia Rekayasa
Debat Capres Masih Gunakan Strategi 5-3-2
Debat Capres, KPU: Hanya Moderator Boleh Bertanya
Dihipnotis di ATM, Uang Rp 140 Juta Raib
Ahok Mulai Blusukan ala Jokowi
Legenda Milan Kritik Neymar dan Messi