TEMPO.CO, Jakarta -Pockemon Crew, namanya mungkin akan langsung mengingatkan Anda pada film kartun dan game tentang monster lucu warna-warni. Tapi Pockemon yang ini adalah kelompok tari hip hop dan breakdance asal Lyon, Prancis.
"Tapi nama ini memang berasal dari nama kartun Pokemon. Nama ini kami gunakan ketika di awal-awal kami ditanyakan nama kelompok kami," ujar Riyad Fghani, koreografer dan salah satu member dari Pockemon Crew ketika ditemui usai pertunjukkan di Gedung Kesenian Jakarta, 3 Juni 2014 lalu.
Pockemon Crew lahir di jalan pada tahun 1999. Di jalanan mereka melakukan latihan, di jalanan pula mereka menggelar pentas. Pelan-pelan, mereka mengikuti mengikuti berbagai kejuaran, termasuk tingkat dunia seperti Battle of the Year Prancis 2003, International Battle of The Year Jerman di tahun yang sama, serta menjadi grup Prancis pertama yang memenangkan KB BBOY Masters di Seoul, Korea, pada 2007. Puncaknya, mereka menjadi artis residensi di Opera National di Lyon sejak 2003 silam.
"Menggelar pertunjukkan di jalan dan di atas panggung memiliki tantangannya masing-masing," ujarnya. Di jalanan, ujarnya, tantangannya adalah bagaimana mempertahankan perhatian penonton, karena mereka dengan mudah meninggalkan pertunjukkan. Adapun di atas panggung, tantangannya adalah bagaimana membuat penonton merasa tak berjarak dengan penampilan mereka di atas panggung.
Hal ini berhasil mereka buktikan ketika tampil di panggung GKJ, dalam festival budaya Printemps Francais yang diselenggarakan oleh Institut Francais Indonesia. Penonton memberikan tepuk tangan panjang dan permintaan encore atas penampilan mereka yang bertajuk "Silence, On Tourne!". Pertunjukkan yang kental nuansa humor ini, terinspirasi dari kelahiran hip hop di New York sekaligus dunia sinema.
Mereka tampil dengan delapan orang penari yang kesemuanya adalah penari laki-laki. "Ya, anggota kami semuanya memang laki-laki. Di Prancis, sulit mencari penari wanita yang menari dengan gaya kami," katanya.
Ini adalah kali kedua mereka tampil di Indonesia. Sebelumnya mereka tampil di tahun 2007 dalam festival yang sama. Berbeda dengan pertunjukkan tahun ini yang menampilkan sekumpulan sketsa dengan jalan cerita sederhana, sebelumnya mereka lebih menekankan pada segi koreografi saja.
“Untuk pertunjukkan kali ini yang susah memang mencoba berakting sambil menari. Namun kami akhirnya mencoba belajar sendiri,” ujar Fghani.
RATNANING ASIH