TEMPO.CO, Jakarta - Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli, merasa bangga menjadi simbol keanekaragaman saat debat calon presiden tadi malam. Dia merasa senang lantaran secara tidak langsung mendapatkan pujian dari calon presiden Joko Widodo yang juga menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta nonaktif tersebut.
“Saya tentu senang, bangga, dan terharu kalau disebut begitu,” katanya kepada Tempo, Selasa, 10 Juni 2014. (Baca juga: Soal Bhineka Tunggal Ika, Jokowi Sebut Lurah Susan)
Sebelumnya calon presiden Joko Widodo menjadikan Lurah Susan sebagai simbol kebhinekaan saat acara debat capres. Menurut dia, keberadaan Susan menjadi pertanda bahwa Jokowi berjanji akan memegang teguh Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi dasar negara. Dia pun menjadikan Susan sebagai simbol seleksi dan promosi terbuka bagi jabatan publik.
Susan mengaku menyaksikan langsung debat calon presiden melalui siaran televisi. Dia pun mengaku terkejut karena namanya disebut Jokowi dan jadi dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. “Saya merasa terhormat disebut seperti itu oleh beliau (Jokowi),” katanya.
Menurut dia, Bhinneka Tunggal Ika adalah dasar negara yang harus dipegang teguh seluruh masyarakat. Perbedaan yang ada, kata dia, seharusnya memang tidak menjadi penghalang persatuan di Indonesia. “Karena Indonesia, kan, terdiri dari berbagai macam suku, budaya, ras, dan agama,” ujarnya.
Dia pun tak bisa menyembunyikan rasa haru karena menjadi salah satu lurah yang disebut oleh Jokowi dalam debat yang disiarkan secara nasional. Menurut Susan, hal itu sekaligus menjadi apresiasi terhadap kinerja yang dilakukan kepada masyarakat di Lenteng Agung. Padahal di Jakarta saja ada banyak lurah yang disebutnya juga memiliki kinerja yang cukup baik.
“Terharu, karena dari sekian banyak lurah, tapi saya yang disebut,” katanya. (Lihat pula: Lurah Susan Berharap Dapat Rapor Bagus dari Jokowi)
DIMAS SIREGAR
Berita utama:
Gerindra Tuding Debat Capres Perdana Tak Netral
DKP: Prabowo Rampas Kemerdekaan Orang Lain
Ahok Mulai Blusukan ala Jokowi