TEMPO.CO, Jember - Tabloid Obor Rakyat edisi kedua kembali beredar di sejumlah pesantren dan rumah-rumah pengurus Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember, Selasa, 10 Juni 2012. "Dikirimi lagi ini edisi kedua meskipun ndak langganan," ujar Achmad Zainil Ghulan, Wakil Katib Syuriah PCNU Kencong kepada Tempo, Selasa, 10 Juni 2014. (Baca: Tabloid Obor Rakyat Disebar ke Jemaah Salat Jumat)
Seperti edisi pertama, kata Zainil, edisi kedua tabloid itu juga menyerang calon presiden dari koalisi yang dipimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo. Menurut dia, tabloid dengan berita utama berjudul 1001 Topeng Pencitraan itu kembali memuat laporan yang menyudutkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. (Baca: Tim Jokowi-JK Laporkan Tabloid Obor ke Polisi)
Baca Juga:
"Tabloid tersebut diantar orang tak dikenal dan sudah ada di teras rumah saya," tutur Zainil.
Sama seperti Zainil, Gus Haidar Syuhadak Syarif, pengasuh Pondok Pesantren Darul Muqomah, juga mengaku heran. Pengasuh pondok pesantren di Desa Purwoasri, Kecamatan Gumukmas, itu mengaku menerima lagi kiriman tabloid Obor Rakyat edisi kedua.
"Isinya sama, banyak menghujat Jokowi-JK," katanya. (Baca: Tidak Ada Berita Prabowo di Tabloid Obor Rakyat)
Pada edisi pertama, tabloid Obor Rakyat menyajikan berita halaman depan Capres Boneka. Tabloid tersebut beredar di lingkungan masjid-masjid dan pondok pesantren di Jawa Timur dan Jawa Barat. Halaman depan tabloid tersebut bergambar Jokowi yang tengah mencium tangan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Beberapa halaman dalam tabloid itu menampilkan sisi negatif Jokowi, di antaranya tulisan berjudul Capres Boneka Suka Ingkar Janji, Disandera Cukong dan Misionaris, Dari Solo sampai Jakarta Deislamisasi ala Jokowi, dan Cukong-cukong di Belakang Jokowi.
Mahbub Djunaidy
Berita utama:
Gerindra Tuding Debat Capres Perdana Tak Netral
DKP: Prabowo Rampas Kemerdekaan Orang Lain
Ahok Mulai Blusukan ala Jokowi