TEMPO.CO, Brebes - Harga bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, terus merangkak naik hingga Rp 15.000 per kilogram pada Rabu, 11 Juni 2014. Dua pekan lalu, harga bawang masih berkisar Rp 13.000 per kilogram. Kendati demikian, Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) mengklaim keuntungan dari naiknya harga bawang itu tidak dirasakan petani.
“Harga Rp 15.000 per kilogram itu untuk bawang yang sudah di lapak. Sedangkan harga bawang dari kalangan petani hanya Rp 10.000 per kilogram,” kata Sekretaris ABMI Ikhwan Arif, Rabu, 11 Juni 2014.
Ikhwan mengatakan tingginya selisih harga bawang dari petani hingga ke lapak itu terjadi karena panjangnya rantai penjualan. Selama ini, petani bawang tak punya akses untuk langsung menjual bawang ke pasaran. Walhasil, petani hanya bisa pasrah menunggu kedatangan penebas yang leluasa mempermainkan harga. Di samping itu, sebagian petani bawang di Brebes dan Tegal kini sedang dirundung serangan hama ulat.
Selain hasil panen merosot, hama ulat juga menyebabkan kualitas bawang menurun. Dalam kondisi normal, 1 hektare lahan bisa menghasilkan sekitar 8 ton bawang merah. Kini, petani hanya bisa memanen sekitar 6 ton bawang dari 1 hektare lahan. “Kualitas buahnya pun jelek. Harganya anjlok jadi Rp 8.000 per kilogram dari petani,” ujar Ikhwan.
Menurut Ikhwan, salah satu solusi untuk menyejahterakan petani adalah memangkas panjangnya rantai penjualan dengan membentuk badan usaha milik daerah (BUMD). Dengan BUMD khusus yang menangani bawang, petani akan terkoordinasi jadi satu dan memiliki posisi tawar yang lebih tinggi.
Ketua Kelompok Tani Sumber Pangan di Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Subkhan mengatakan pembentukan BUMD khusus bawang itu sudah diusulkan ke Pemerintah Kabupaten Brebes sejak 2013. “Tapi sampai sekarang belum terealisasi,” tutur Subkhan.
Petani bawang asal Desa Siasem, Kecamatan Wanasari, Dukri, mengatakan naiknya harga bawang hanya dinikmati petani yang lahannya bebas dari serangan hama ulat. “Saya dan sebagian petani di wilayah utara bisa dikatakan gagal panen. Bawang yang masih bisa dipanen tidak bisa untuk mengembalikan modal tanamnya,” kata Dukri.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Brebes Budiharso membantah jika serangan hama ulat kali ini berpengaruh pada menurunnya produktivitas bawang di Brebes. “Tahun ini, dari Januari sampai April, produktivitas lahan per hektare rata-rata 12,9 ton,” ujar Budiharso. Sedangkan produktivitas bawang pada caturwulan pertama 2013 hanya 11,7 ton per hektare.
DINDA LEO LISTY