TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko mengatakan peti kemas-peti kemas yang diangkut dengan kereta ke Pelabuhan Tanjung Priok tetap harus handling. Peti kemas tak bisa langsung diturunkan ke dermaga Jakarta International Container Terminal karena terhalang makam Mbah Priok.
"Biarpun sudah ada rel, tetap handling," kata Hermanto di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis, 12 Juni 2014.
Menurut Hermanto Dwiatmoko, guna mengakali kondisi itu, Kementerian sudah merancang jalur kereta peti kemas dari Stasiun Pasoso-Tanjung Priok agar steril. Caranya, kata Hermanto, akan dibangun pagar tinggi yang memisahkan jalan akses makam Mbah Priok dan makamnya dengan container yard.
"Kalau container yard di Priok steril, enggak perlu pemeriksaan bea-cukai lagi. Tinggal dikapalkan," kata Hermanto.
Saat ini, kata Hermanto Dwiatmoko, rencana pembangunan rel kereta dari Stasiun Pasoso-Tanjung Priok terkendala pembebasan lahan di Kelurahan Koja, Jakarta Utara, seluas 6.151 meter persegi. Baru 4.554 meter persegi lahan (27 kepala keluarga) yang sudah dibebaskan, sementara 1.597 meter persegi (9 kepala keluarga) belum bebas. Anggaran yang disiapkan hanya Rp 10 miliar, sementara realisasinya mencapai Rp 25,12 miliar.
Kekurangan dana itu, kata Hermanto Dwiatmoko, lantas diambil dari pos anggaran pembangunan rel sebesar Rp 52,37 miliar. Akibatnya, kata Hermanto, rencana pembangunan yang ditargetkan selesai tahun ini diperkirakan baru kelar tahun depan karena perlu ada tambahan anggaran.
"Tapi Juli ini pembebasan lahan sudah selesai semua. Sudah ada kesepakatan kompensasi dengan warga," kata Hermanto Dwiatmoko.
Dalam peta rencana pembangunan rel yang menghubungkan Stasiun Pasoso-Tanjung Priok sepanjang 1.100 meter, peti kemas tak bisa langsung dinaikkan ke kapal karena antara container yard dan dermaga JICT terhalang oleh makam Mbah Priok. Solusinya, kata Hermanto, tetap diperlukan handling dari container yard menuju dermaga.
Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyarankan agar pembangunan akses kereta peti kemas dari Stasiun Pasoso-Tanjung Priok, Jakarta, digarap PT KAI saja. Sebab, kata Dahlan, tahun lalu PT KAI sudah mengusulkan untuk membangunnya tapi batal karena Kementerian sudah akan membangunnya terlebih dahulu. Meski demikian, hingga kini rel itu belum kunjung dibangun.
KHAIRUL ANAM
Berita Terpopuler:
Konsumen Pilih BBM Ketimbang Whatsapp dan Line
Putra Samarinda Cukur Persiba Bantul 3-0
Terpukau, Krisdayanti Dukung Jokowi
Smartphone Mozilla Rp 295 Ribu Hadir di Akhir 2014